Ini adalah salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam meningkatkan prestasi olahraga
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Satlak Prima yang baru saja dilantik, Ahmad Sutjipto menegaskan jika target dua emas di Olimpiade 2016 yang dicanangkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah amanat dan harus dilaksanakan.

"Itu amanat dan harus dilaksanakan. Tapi di olahraga itu tidak ada tukang sulap. Makanya diharapkan ada proses yang bagus," kata Ahmad Sutjipto di Halaman Kemenpora, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, untuk merealisasikan target termasuk pada Olimpiade Satlak Prima akan fokus dalam dua hal yaitu memusatkan perhatian pada atlet dan pelatih. Untuk atlet harus benar-benar dipantau mulai dari pemenuhan kebutuhan, program latihan hingga bagaiman mencari target.

Begitu juga dengan atlet. Ahmad Sutjipto menegaskan jika pelatih adalah yang membawa atlet ke podium. Dengan demikian pelatih harus benar-benar orang yang mampu. Kedua poin ini akan didukung oleh tim penguatan prestasi yang diisi ahli-ahli pada bidangnya.

"Para ahli mulai olahraga, gizi, psikologi akan bersama dengan pelatih membuat perencanaan yang selanjutnya diaplikasikan ke pembinaan atlet. Tapi program ini harus didukung dengan lingkungan yang memadai," kata pria yang juga Ketua Umum PP PODSI itu.

Terkait dengan anggaran, mantan Ketua PAL itu menjelaskan bahwa tidak ada masalah karena pemerintah telah menganggarkannya. Hingga 2016 anggaran yang siap dikucurkan mencapai Rp600 miliar. Dana tersebut dinilai cukup besar.

"Ini adalah salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam meningkatkan prestasi olahraga. Makanya kita harus menjawab tantangan ini," kata mantan KASAL itu.

Dengan biaya yang besar dan program yang bagus, ia berharap prestasi olahraga Indonesia segera bangkit. Namun demikian harus sesuai dengan proses karena untuk melahirkan atlet yang handal membutuhkan proses yang panjang juga.

Saat ditanya tim pendukung yang akan membantunya, Ahmad Sutjipto mengaku akan mengikuti arahan dari pemerintah. Jumlah pengurus tidak akan lebih dari 50 orang. Kondisi ini berbeda dengan sebelumnya yang mencapai 207 orang.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015