Yogyakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mengisyaratkan sedang menyiapkan insentif bagi industri perbankan yang mampu menggenjot pembiayaan untuk pelaku usaha UMKM sektor pariwisata dan industri.

"Kebijakan makroprudensial yang disiapkan, khususnya bagi bank-bank yang siap untuk sektor UMKM, dan jika kualitasnya untuk mendorong UMKM itu baik, kita akan berikan insentif sehingga mereka berdaya untuk melakukan ekspansi kredit," kata Gubernur BI Agus Martowardojo dalam Rapat Koordinasi Pemerintah-BI di Yogyakarta, Jumat.

Agus mengatakan pihaknya masih menyiapkan rumusan paket kebijakan makroprudensial tersebut. Hasil dari rapat koordinasi triwulanan di Yogyakarta tersebut, kata Agus, akan menjadi rujukan untuk kebijakan selanjutnya.

"Kita akan merespon diskusi ini dengan mengeluarkan kebijakan makroprudensial, yaitu kebijakan memberikan kesempatan ekspansi bagi bank-bank yang siap khususnya mendorong sektor UMKM," ujarnya.

Selain itu, kata Agus, pihaknya juga sedang mengkaji untuk memberikan rekomendasi kepada Otoritas Jasa Keuangan yang membawahkan pengawasan industri perbankan, dan juga Kementerian Keuangan untuk mengkaji pemberian insentif fiskal bagi pelaku usaha sektor pariwisata.

Menurut Agus, daya dukung kepada pelaku usaha UMKM pariwisata memang menjadi salah satu kendala dalam pengembangan industri pariwisata. Dua kendala lain yang perlu segera dituntaskan, kata Agus, adalah akses dan atraksi wisata.

Agus mendorong pengembangan pariwisata juga dilakukan di wilayah-wilayah luar Jawa. Hal itu dibutuhkan mengingat selama ini perekonomian di luar Jawa, seperti Kalimantan, Sulawesi, selama ini terlalu bergantung pada ekspor bahan mentah.

Menurut Agus, selain keringanan pembiayaan, akses destinasi wisata juga harus digencarkan pmerintah. Maka dari itu, dia mendorong, percepatan pembangunan Bandara Kulonprogo, Propinsi D.I. Yogyakarta untuk meningkatkan akses ke Yogyakarta.

Seperti diberitakan sebelumnya, Yogyakarta merupakan salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas yang akan dikembangkan pemerintah.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman mengatakan daya dukung, termasuk kemudahan pembiayaan, memang dapat menjadi pendongkrak pertumbuhan industri pariwisata.

Dia mengatakan target Kemenpar adalah dapat mendongkrak kontribusi industri pariwisata dari 4,01 persen terhadap Produk Domestik Bruto saat ini menjadi lima persen di 2016.

Selain itu, daya serap lapangan kerja juga ditargetkan meningkat dari 3 juta lapangan kerja menjadi 7 juta lapangan kerja pada 2016.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015