Jakarta (ANTARA News) - PB PBSI menyiapkan 24 pemain untuk mengikuti SEA Games 2007 yang sebagian besar adalah pemain-pemain utama termasuk juara Olimpiade dan Asian Games Taufik Hidayat. Ketua Sub Bid Pelatnas Christian Hadinata yang ditemui di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Senin, mengatakan, pihaknya menurunkan tim terbaik karena target kontingen Indonesia adalah menaikkan peringkat. "Tujuanya adalah untuk menaikkan peringkat, jadi mau tidak mau kita harus menurunkan tim yang terbaik," ujar Christian. Pernyataan Christian itu agak berbeda dengan apa yang disampaikan mantan Sekjen PB PBSI, MF Siregar yang menyebutkan akan mengutamakan para pemain lapis kedua untuk berlaga di pesta olahraga Asia Tenggara yang akan digelar di Bangkok, Thailand akhir tahun ini. "Asalkan mereka memenuhi persyaratan yang diminta Satgas Pelatnas SEA Games, kita akan utamakan mengirim pemain-pemain lapis kedua," ujar Siregar, yang sekarang menjadi staf ahli/khusus di induk organisasi cabang olahraga bulutangkis di Indonesia itu, awal Januari lalu. Siregar mengatakan, PBSI mengutamakan mengirim pemain lapis kedua sebagai upaya pembinaan dan kaderisasi pemain. "Tidak mungkin kita mengirim pemain yang itu-itu terus. Masa atlet yang dikirim ke SEA Games sama dengan pemain yang dikirim ke Olimpiade," tambahnya. Tampaknya, karena target menaikkan peringkat --pada 2005 Indonesia peringkat lima-- itulah maka PBSI memilih mengirim pemain-pemain utamanya. Dari 24 nama yang dipersiapkan, sebagian besar adalah pemain-pemain lapis pertama, selain Taufik, terdapat Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, Adrianti Firdasari, Maria Kristin, Fransisca Ratnasari, Luluk Hadiyanto, Alvent Yulianto, Markis Kido, Hendra Setiawan, Jo Novita, Vita Marissa, dan Flandy Limpele. Menurut Christian, pada saat bulutangkis Indonesia sudah tidak lagi mendominasi di kawasan Asia Tenggara seperti sekarang, menurunkan pemain-pemain lapis kedua agak riskan, karena mereka harus mengamankan nomor-nomor yang berpeluang emas sementara lawan-lawan yang dihadapi seperti Malaysia, tuan rumah Thailand dan Singapura tidak bisa dianggap enteng. "Pengalaman mereka di nomor beregu masih kurang...Sehingga peluang mendapat emas berkurang jika menurunkan yang muda-muda," jelas juara dunia ganda putra dan campuran 1980 itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007