Pemerintah, masyarakat, dunia pendidikan dan dunia usaha, perlu bersama-sama dalam melaksanakan nilai-nilai revolusi mental yakni integritas, etos kerja dan gotong royong,"
Manado (ANTARA News) - Anggota Kelompok Kerja (Pokja) Gerakan Revolusi Mental Nasional Dr Ahmad Mukhlis Yusuf mengatakan perlu keterlibatan semua pihak untuk menyukseskan gerakan ini.

"Pemerintah, masyarakat, dunia pendidikan dan dunia usaha, perlu bersama-sama dalam melaksanakan nilai-nilai revolusi mental yakni integritas, etos kerja dan gotong royong," kata Mukhlis Yusuf pada Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental Provinsi Sulawesi Utara, di Manado, Kamis malam.

Revolusi mental dimulai dari perubahan pola pikir yang berkebalikan dari negatif menjadi positif, malas berubah jadi pekerja keras, melanggar hukum ke taat hukum tak disiplin berbalik berdisiplin tinggi, tukang bohong jadi jujur, korupsi jadi antikorupsi, konflik berubah dialog, harmoni, konsensus. prasangka berbalik saling percaya, bertanggung jawab, dan berorientasi masa depan.

Dalam pelaksanaan revolusi mental ini, kata Mukhlis, akan tidak banyak kata-kata, tetapi lebih diutamakan praktek di lapangan tentang sesuatu perubahan yang dilakukan.

"Untuk keberhasilan gerakan ini, akan dibentuk fasilitator dengan tugas-tugas yang sudah diatur, yang pada intinya memperkuat pelayanan publik, dan dalam waktu dekat akan dikeluarkan Peraturan Presiden (Perpres)," kata mantan Direktur Utama Perum LKBN Antara itu.

Misi gerakan nasional revolusi mental yakni memperkuat nilai integritas, etos kerja dan gotong royong sebagai pola pikir, pola sikap dan pola tindak para penyelenggara negara dan masyarakat, menegakkan aturan, mempratikkan nilai tersebut ke masyarakat, melembagakan nilai revolusi mental dan memperpuas keterlibatan penyelenggara negara dan masyarakat dalam membangun budaya integritas, etos kerja dan gotong royong.

Delapan prinsip gerakan revolusi mental merupakan gerakan nasional melibatkan inisiatif masyarakat, menjamin kesungguhan dan keberlanjutan, bersifat lintas sektoral, partisipatif, diawali dengan program pemicu (value attack), program dirancang secara ramah pengguna, populer dan bagian dari gaya hidup, nilai-nilai dikembangkan bertujuan mengatur kehidupan sosial dan moralitas publik dan dapat diukur dampaknya.

"Indonesia luar biasa kalau kita kembali pada nilai-nilai integritas, etos kerja dan gotong royong," kata Mukhlis.

Pelaksanaan rapat koordinasi dan sosialisasi gerakan nasional revolusi mental tersebut dibuka pelaksanaanya oleh Sekretaris Provinsi Siswa Rahmat Mokodongan diwakili Asisten I John Palandung.

Pewarta: Guido Merung
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015