Paris (ANTARA News) - Delapan negara, termasuk Jepang dan Maroko, telah menangguhkan impor unggas Prancis setelah virus flu burung mematikan H5N1 terdeteksi di bagian barat-daya Prancis, lokasi produsen foie gras dan unggas, kata Kementerian Pertanian, Kamis.

Virus H5N1, yang sangat patogen itu, menewaskan 22 dari 32 ayam yang dipelihara di halaman belakang sebuah rumah di Biras di wilayah Perigord, kata para pejabat pada 25 November. Itu adalah wabah pertama dalam delapan tahun terakhir yang memukul produsen pertanian terbesar di Uni Eropa tersebut.

Seorang pejabat di kementerian itu mengatakan Korea Selatan, Tiongkok, Thailand, Mesir, Aljazair dan Tunisia adalah negara-negara lain yang juga menghentikan impor. Dia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.

Lembaga kesehatan dan keselamatan Prancis telah mengevaluasi tingkat bahaya strain virus itu bagi manusia, kata Menteri Pertanian Stephane Le Foll kepada wartawan pekan lalu, yang bersikeras tidak ada resiko penularan dengan makan makanan itu.

Wabah terjadi sebelum permintaan untuk foie gras, yang dihasilkan dari hati itik atau angsa, mencapai puncak selama musim liburan akhir tahun, namun para pejabat mengecilkan semua dampak.

Penjualan foie gras Prancis bernilai sekitar 2 miliar euro pada tingkat grosir tahun lalu.

Beberapa negara termasuk Jepang, Mesir dan Hong Kong melarang unggas Prancis setelah wabah terakhir dari H5N1. Jepang merupakan importir terbesar foei gras Prancis.

Beberapa kasus flu burung telah terdeteksi dalam dua minggu terakhir dari peternakan di Dordogne, yang pertama di Prancis sejak tahun 2007 dan penemuan H5N1 di kawanan angsa liar di Moselle, demikian laporan Reuters.

(Uu.G003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015