Bojonegoro (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan ketinggian air Bengawan Solo di hilir meningkat tajam dalam waktu sehari, namun masih di bawah siaga banjir.

"Hanya dalam waktu sehari ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro naik sekitar dua meter, disebabkan hujan lokal dan hujan di daerah hulunya," kata Kasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Kamis.

Sesuai data, ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro, mencapai 8,95 meter, Kamis pukul 08.00 WIB.

"Ketinggian air Bengawan Solo, sehari lalu di bawah 7 meter, karena belum terpantau di papan duga yang ketinggian ukurnya maksimal 7 meter," jelas dia.

Melihat naiknya ketinggian air Bengawan Solo itu, ia mendesak Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah segera memperbaiki sejumlah tanggul dan tebing yang kritis di daerah hilir Jawa Timur, yaitu di Bojonegoro, Tuban dan Lamongan.

Di sejumlah lokasi tebing dan tanggul Bengawan Solo, juga sungai lainnya, lanjut dia, mengalami penurunan, bahkan ada yang longsor.

Ia mencontohkan tanggul Bengawan Solo yang longsor, antara lain di Kecamatan Kanor, Bojonegoro dan Plumpang, Tuban.

"Sampai hari ini tanggul dan tebing yang kritis belum ada penanganan dari Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah," ujarnya.

Menurut dia, kalau tebing dan tanggul kritis di sepanjang Bengawan Solo di hilir itu tidak diperbaiki, maka rawan jebol, sehingga bisa menimbulkan banjir luapan Bengawan Solo di daerah sekitarnya.

Juru Pintu Bendung Gerak Perum Jasa Tirta (PJT) V di Bojonegoro Gigih NP., menjelaskan pintu Bendung Gerak yang semula hanya dibuka empat pintu, ditambah lima pintu lagi, sejak Rabu (9/12) sekitar pukul 22.30 WIB.

"Semua pintu Bendung Gerak (sembilan pintu) sekarang sudah terbuka semua, tapi belum maksimal," tuturnya.

Ia menyebutkan pintu 1 dan 9, masing-masing dibuka 50 centimeter, pintu 2 dan 8 dibuka masing-masing 1,5 meter, serta pintu 3,4,5,6 dan 7, masing-masing dibuka 1 meter.

"Debit air yang mengalir melalui sembilan pintu mencapai 500 meter kubik per detik, jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya," ucapnya, menegaskan.

Ia menambahkan PJT V akan membuka secara penuh sembilan pintu Bendung Gerak, setelah pasokan debit air dari daerah hulu Jawa Tengah cukup besar pada Januari.

"Seluruh pintu bendung dibuka maksimal, kami perkirakan awal Januari atau paling lambat pertengahan Januari," imbuhnya.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015