Jakarta (ANTARA News) - Layanan pemesanan jasa transportasi sepeda motor, UberJek akan beroperasi tahun depan.

Untuk mempersiapkan hal tersebut, persiapan seleksi pengemudi atau "rider" terus dilakukan dan sudah hampir mendekati tahap akhir.

CEO sekaligus Founder UberJek Aris Wahyudi menyebutkan tahap persiapan perekrutan rider sebelum mengaspal telah mencapai tahap kedua yang merupakan tahap terakhir sebelum mereka bergabung menjadi mitra kerja UberJek.

“UberJek akan memulai proses seleksi rider  berupa test tahap dua yang berupa uji kelayakan motor dan uji bau badan. Test ini akan diselenggarakan secara bertahap dimulai pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 19 dan 20 Desember 2015 di kantor UberJek, Graha Inkud, Pejaten, Jakarta Selatan,” kata Aris dalam siaran pers yang diterima ANTARA News pada Rabu.

Aris menyebutkan alasan pemilihan waktu test dilakukan akhir pekan, karena calon rider kebanyakan berasal dari karyawan atau mahasiswa terganggu jadwalnya.

“UberJEK selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik untuk pada rider, sehingga untuk jadwal test tahap 2 ini tidak saja ditentukan hari, tapi sampai ke penentuan waktu jam. Misalnya ada yang mendapat jadwal Minggu jam 9, dan ada juga yang hari Minggu namun pada jam 13. Dengan pengaturan ini, maka calon rider tidak perlu menunggu selama seharian penuh, tapi hanya maksimal 2 jam saja,” katanya.

Selain itu, UberJek Canangkan Gerakan Untuk Jadikan Kata “Ojek” Sebagai Bahasa Internasional, tak hanya mempersiapkan mitra kerja dari UberJek yaitu para Rider.

Pada saat yang sama, UberJek juga mencanangkan gerakan menjadikan kata “ojek” menjadi bahasa internasional. 

“Hal yang mendasari kami untuk mendorong gerakan ini adalah banyaknya peliputan tentang UberJEK yang dilakukan oleh banyak media internasional ternyata menerjemahkan kata 'ojek’ dengan berbagai terminologi yang berbeda. Sehingga, menurut kami, hal tersebut menjadi  kurang tepat karena pemaknaannya menjadi berbeda dan sama sekali tidak mempromosikan Indonesia ke mata dunia internasional,” kata Aris.

Sebagai contoh, media Perancis menyebut ojek dengan kata Motos-taxis, media Inggris menggunakan kata Motorcycle-taxis, dan media Malaysia menyebut dengan istilah Teksi Motosikal.

“Penerjemahan ini selain repot, karena bahasanya panjang, juga kurang tepat, karena ojek tidak bisa disebut sebagai 'taksi-roda-dua',”terang Aris.

Dikarenakan kondisi tersebut dan kecintaan terhadap negeri yang tinggi, maka UberJEK pun mencanangkan gerakan menjadikan kata “ojek” masuk menjadi bahasa internasional. Salah satu usahanya adalah agar kata “Ojek” menjadi salah satu kata di Oxford Dictionary. Apabila hal ini terjadi, tentu saja akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia, sekaligus mengharumkan nama bangsa ini.

“Sudah banyak kata di Oxford Dictionary yang berasal dari bahasa lain, seperti contohnya Algebra yang berasal dari bahasa Arab Al-Jabr. Dan itu menjadi kebanggaan bagi bangsa yang berbahasa Arab. Sekarang saatnya Indonesia juga memiliki kata bermakna internasional yaitu “Ojek” yang merupakan transportasi yang bisa menjadi ciri negeri ini,” tandasnya.

Demi mengharumkan nama bangsa Indonesia, maka UberJek mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersama-sama menjadikan kata “ojek” menjadi bahasa internasional. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan dukungan pada kampanye UberJek di berbagai media sosial seperti website www.uberjek.com, Facebook,  ataupun Twitter.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015