Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan prosesi jumenengan atau upacara penobatan Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo Prabu Suryodilogo menjadi Paku Alam X merupakan bagian dari budaya luhur yang perlu terus dilestarikan.

"Ini penting, bagaimanapun juga ini budaya yang sangat luhur," kata Lukman seusasi mengikuti prosesi Jumenengan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X di Kadipaten Puro Pakualaman, Yogyakarta, Kamis.

Selain Menteri Agama, hadir pula dalam acara tersebut, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Basweddan, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Para tokoh masyarakat juga terlihat hadir, di antaranya mantan ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif, serta Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri,

Bagi Lukman, prosesi tersebut juga mencerminkan bahwa Yogyakarta pada umumnya, dan Puro Pakualaman pada khususnya memiliki tradisi panjang dalam menjaga kebudayaan.

Salah satu rangkian prosesi jumenengan yang paling berkesan bagi Lukman yakni Beksan Bedhaya Panji Angranakung. Tarian yang dibawakan oleh tujuh penari setelah penobatan PA X itu merupakan peninggalan dari Paku Alam II.

Tarian tersebut mengisahkan perjuangan Raden Panji Kertapati dalam membangun kepercayaan masyarakat.

"Tarian yang tadi dibawakan dengan penuh khidmat dan konsentrasi itu menurut saya kaya dengan simbol, yang tentu dalam konteks kekinian penting kita ambil nilai-nilainya," kata dia.

Sementara itu mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif yang juga hadir dalam acara itu berharap peristiwa budaya yang juga melibatkan masyarakat itu dapat terus dilestarikan di Yogyakarta.

Syafii juga berpesan agar pascadikukuhkannya KBPH Prabu Suryodilogo menjadi Paku Alam X, Yogyakarta akan menjadi semakin baik.

"Dia (Paku Alam X) kan otomatis menjadi wakil gubernur DIY, jadi saya berharap Yogyakarta bisa menjadi semakin baik," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016