Bukares (ANTARA News) - Rumania mempertahankan seluruh pasukannya di Irak untuk sedikit-dikitnya beberapa bulan, bahkan bila Inggris, sekutu utama di pasukan pimpinan Amerika Serikat itu akan menarik tentaranya, kata Menteri Pertahanan Sorin Frunzaverde hari Kamis. Perdana Menteri Inggris Tony Blair hari Rabu menyatakan Inggris akan mengurangi tentaranya di Irak sampai 1.600 orang pada beberapa bulan mendatang, tapi tentaranya akan berada di negeri itu sampai 2008 sepanjang diperlukan. "Kejadian melanda pasukan kami di sana, sehingga dalam beberapa bulan mendatang, kami tidak merencanakan mengurangi tentara kami," kata Frunzaverde dalam wawancara dengan kantor berita Inggris Reuters. Kalangan tengah penguasa Rumania terbelah atas kehadiran negeri itu di Irak. Presiden Traian Basescu mengatakan tentaranya akan tinggal di sana sampai sekutu Bukares dan Bagdad meminta untuk menarik diri. Tapi, Partai Liberal Perdana Menteri Calin Tariceanu mengatakan Rumania, yang mempunyai 605 tentara di Irak, seharusnya memulangkan pasukannya. Partai gabungan pemerintahan mengatakan telah mengumpulkan sekitar sejuta tandatangan dari rakyat Rumania, yang mendukung usul itu. Jajak pendapat menunjukkan sekitar 60 persen dari warga menginginkan penarikan tentara tersebut. Pada Juli tahun lalu, Rumania merencanakan menarik 150 dari 890 tentaranya dari Irak, kata Kepala Staf Umum Rumania Eugen Badalan. Pasukan itu merupakan bagian dari polisi tentara dan batalyon teknik. Sebagian besar tentara Rumania di Irak menjadi bagian dari gabungan pimpinan Amerika Serikat dan beberapa bergerak dengan Organisasi Pakta Atlantik Utara atau di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada tiga pekan lalu, Perdana Menteri Rumania Calin Popescu Tarriceanu menyeru penarikan seluruh pasukannya dari Irak, tapi ditolak Dewan Tertinggi Pertahanan negeri itu. Usul Tarriceanu itu memicu perselisihan sengit dalam pemerintah gabungan Rumania. Presiden Traian Basescu, yang dekat dengan partai kanan Demokratik dan dinilai sangat berpihak pada Amerika Serikat, menyebut usul perdana menteri itu serangan jahat pada keamanan bangsa, yang mempertanyakan keterikatan Rumania pada sekutu pimpinan negara adidaya tersebut. Basescu, pendukung Amerika Serikat, beberapa kali dalam beberapa bulan terahir menyatakan pasukan Rumania akan tetap di Irak "selama diperlukan" dan bahwa penarikan hanya akan diputuskan dengan perundingan dengan anggota lain gabungan pimpinan Amerika Serikat. Tariceanu merujuk pada keputusan serupa negara lain baru-baru ini, termasuk Italia, yang membawahkan pasukan Rumania, atas langkah mengejutkan itu. "Rumania akan tetap memenuhi kewajibannya sebagai anggota NATO (badan pertahanan Atlantik Utara), yang merupakan bagian tugas putusan NATO, Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Eropa Bersatu, tapi akan mengahiri kesertaannya pada tugas lain," katanya. Tariceanu menyatakan tugas di Irak itu terlalu mahal bagi negara miskin bekas komunis itu, yang mengharapkan masuk Eropa Bersatu tahun 2007. Penempatan pasukan itu juga tidak disukai banyak warga Rumania. Rumania, yang masuk NATO tahun 2004 dengan enam negara lain Eropa bekas komunis, menempatkan 809 tentara di Afganistan dan mengirim pasukan pula ke Bosnia dan propinsi Kosovo, Serbia. Dua tentaranya tewas di Irak sejak Rumania mengirim mereka ke Irak tahun 2001, sementara empat lain tewas di Afganistan sejak 2003.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007