PBB (ANTARA News) - Dewan Keamanan PBB, Kamis, menyetujui untuk mempertahankan misi penjaga perdamaian di Timor Timur selama 12 bulan lagi sehubungan negara terbaru di Asia Pasifik itu berjuang untuk mengatasi perpecahan timur-barat dan kekerasan geng. Dewan keamanan yang memiliki 15 anggota dengan aklamasi sepakat memperpanjang misi PBB yang terdiri dari 1.000 polisi itu hingga 26 Februari 2008, setelah perpanjangan direkomendasikan Sekjen PBB Ban Ki-moon dan disampaikan PM Timor Leste, Jose Ramos-Horta. Dewan juga mensahkan 140 polisi tambahan untuk dikirim ke negara miskin kecil itu sebelum pemilihan presiden 9 April dan pemilihan parlemen yang akan diadakan Juni. Portugal mengatakan pekan lalu akan memasok polisi tambahan itu. Dewan menyampaikan "keprihatinannya atas situasi keamanan, politik, sosial dan kemanusiaan yang masih rapuh dan mudah berubah di Timor Leste" serta mengatakan pemilihan yang akan datang akan menjadi langkah yang penting dalam memperkokoh demokrasi. Negara itu memilih merdeka dalam referendum berdarah 1999 yang mengintegrasi tetangganya itu setelah Portugal mengakhir pemerintahan kolonial 1975. Setelah satu periode pemerintahan PBB, Timor Leste menjadi merdeka pada 2002. Namun perpecahan timur-barat di negara miskin dari satu juta penduduk itu meletus menjadi kekacauan dan kekerasan geng Mei ketika 600 tentara yang memberontak dipecat. Pengangguran pemudanya yang tinggi juga melanda negara itu, tempat lebih dari 100.000 orang terlantar. Australia, yang memimpin pasukan intervensi yang didukung-PBB ke Timor Leste 1999, memimpin pasukan penjaga perdamaian berkekuatan 3.200 tentara kembali ke Dili untuk mengatasi kekerasan tahun lalu. Canberra masih memiliki 800 tentara di Timor Leste, bersama dengan 120 tentara Selandia Baru. Australia setuju Januari untuk mengerahkan tentara guna melindungi misi PBB sekarang ini -- yang disetujui oleh Dewan 25 Agustus selama enam bulan. (*)

Copyright © ANTARA 2007