Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Transportasi Djoko Setijawarno mengatakan diperlukan langkah-langkah inovatif dari pemerintah untuk menghadapi kemacetan lalu lintas saat libur panjang tiba.

"Soal kemacetan saat libur, sepertinya sulit dihindari karena ini bersifat temporer dan banyaknya long weekend dalam satu tahunnya, namun kita juga perlu mengantisipasinya," kata Djoko dari keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.

Ia menyatakan bahwa sangat berlebihan apabila sampai terjadi pelarangan operasi salah satu moda transportasi.

"Contoh di penyeberangan Selat Bali, khusus untuk truk disediakan kapal dan jalur antrean sendiri, jadi tidak mengganggu kendaraan pribadi dan bus. Mungkin ini bisa diterapkan di jalan tol, yaitu lajur khusus untuk truk walaupun bisa mengakibatkan antrean truk jadi panjang," katanya.

Satu hal yang pasti, kata Djoko penyebab seringnya terjadi kemacetan karena adanya bottleneck atau penyempitan jalan.

"Jadi, apabila ingin diterapkan rekayasa lalu lintas, kenapa tidak dari jauh-jauh hari sudah dijadikan satu antrean sehingga laju kendaraan nantinya lebih tinggi dibandingkan harus tersendat karena ada perebutan lajur yang membuat kendaraan memperlambat lajunya dan akhirnya jadi macet," tuturnya.

Inovasi lain, kata Djoko, bisa dilakukan seperti di Jerman di mana rangkaian gerbong kereta api pada bagian belakang bisa memuat mobil.

"Misalnya, jika kita mau ke Cirebon cukup datang ke Stasiun Jakarta-Kota lalu bayar ongkos mobil dinaikkan kemudian kita duduk di gerbong pemumpang, seperti naik kapal feri saja," kata dia.

Ia menegaskan langkah-langkah inovatif itu harus lebih didorong dibandingkan pelarangan-pelarangan.

"Biaya kan bisa disubsidi pemerintah, lagi pula kemacetan yang heboh kan hanya di Jakarta kalau di daerah tidak terlalu," ucap Djoko.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016