Sidoarjo (ANTARA News) - Satu untaian yang dilengkapi detektor dari lima untaian bola beton yang disiapkan, Sabtu petang, berhasil dimasukkan (insersi) ke dalam pusat semburan lumpur panas Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo. ANTARA yang memantau di lokasi pusat semburan melaporkan upaya ini sempat tertunda enam jam dari jadwal semula pukul 10.00 WIB, karena hujan dan posisi mobil crane yang menjadi tumpuan kawat baja pembawa bola-bola beton belum tepat di atas pusat semburan. Anggota Tim Fisika Sistem Kompleks ITB, Dr. Satria Bijaksana, di tanggul pusat semburan mengatakan sekitar pukul 11.00 WIB, timnya berhasil memasukan alat sonar ke dalam semburan lumpur. "Dari data sonar itu diketahui bahwa posisi dua mobil crane belum tepat. Oleh karena itu, mobil crane yang ada di sebelah barat agak kita geser ke utara sejauh kurang lebih tiga meter," katanya. Untaian bola beton yang pertama kali diinsersi terdiri atas satu bola berdiameter 40 cm berat 80 kg dan 2 bola diameter 20 cm berat 17 kg dan sebuah detektor. Alat detektor yang dirangkai dalam untaian ini berguna untuk mengetahui kedalaman dan tekanan lumpur. Hal ini sebagai upaya agar insersi bola-bola beton berikutnya mengenai posisi yang tepat. Sekitar pukul 15.30 WIB, upaya insersi untaian bola beton pertama dilakukan. Namun saat untaian bola ditarik menggunakan kawat baja menuju pusat semburan, sling pengait kawat baja di mobil crane bagian Timur putus. Untaian bola beton dan detektor pun jatuh ke dalam lumpur. Beruntung, untaian bola beton itu jatuh tak jauh dari pusat semburan. "Kami mengetahui hal ini setelah membaca indikator kedalaman yang dipancarkan detektor yang sudah tenggelam di lumpur. Terakhir kami tahu bahwa untaian itu sudah meluncur ke kedalaman 600 meter dan semakin dalam. Artinya, untaian bola sudah masuk ke posisi yang kita harapkan," kata juru bicara timnas Penanggulangan Semburan Lumpur Rudi Novrianto. Keberhasilan masuknya untaian bola beton pertama ke posisi yang diinginkan itu, tidak dilanjutkan oleh Tim Fisika Sistem Kompleks ITB. Menurut Satria, pihaknya masih perlu memperbaiki sling di mobil crane bagian Timur yang sempat putus. "Pada prinsipnya, kita tidak mengejar waktu, tapi mengutamakan ketepatan penjatuhan rangkaian bola beton sekaligus keamanan insersi," katanya. Upaya insersi "high density chains balls" ke pusat semburan lumpur ini dipilih Timnas untuk mengurangi energi semburan lumpur, bukan menutupnya. Upaya ini menurut Ketua Pelaksana Timnas Basuki Hadimulyono, merupakan yang pertama kali diujicoba di dunia untuk mengatasi "mudflow". (*)

Copyright © ANTARA 2007