Tokyo (ANTARA News) - Bursa saham Tokyo merosot lebih dari tiga persen pada perdagangan Rabu pagi, karena penguatan yen memukul eksportir dan setelah pasar ekuitas global jatuh dipicu berlanjutnya penurunan harga minyak mentah.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo kehilangan 3,07 persen atau 545,62 poin menjadi 17.205,06, sementara indeks Topix dari seluruh saham papan utama anjlok 3,11 persen atau 45,12 poin menjadi 1.406,92.

Para analis mengatakan penurunan harga minyak hingga di bawah 30 dolar AS per barel dan langkah mengejutkan bank sentral Jepang (BoJ) untuk memperkenalkan kebijakan suku bunga negatif telah menambah bertahannya kekhawatiran tentang ekonomi global.

"Sejak penurunan suku bunga BoJ pekan lalu, pasar telah gelisah, khawatir bahwa situasi global jauh lebih buruk dari yang dibayangkan dan bank-bank sentral global tidak akan dapat memerangi risiko-risiko deflasi yang didorong oleh kejatuhan harga minyak," kata Mark Smith, seorang ekonom senior di ANZ Bank, Selandia Baru, menurut Bloomberg News.

Ekuitas Eropa dan AS terpukul pada Selasa, melanjutkan awal tahun terburuk dalam sejarah, karena pasar telah dirugikan oleh perlambatan ekonomi Tiongkok, pertumbuhan global yang lemah dan penurunan tajam harga minyak.

Wall Street ditutup melemah tajam pada Selasa setelah penurunan besar lain dalam minyak mentah, dengan patokan AS ditutup di bawah 30 dolar AS per barel untuk pertama kalinya sejak 21 Januari.

Dow ditutup turun 1,80 persen, sedangkan S&P 500 kehilangan 1,87 persen dan Nasdaq merosot 2,24 persen.

Di Eropa, pasar saham di Frankfurt, London dan Paris juga ditutup melemah tajam.

Dalam perdagangan valas, yen menguat pada Rabu, karena investor mencari mata uang "safe haven" dalam menghadapi kesuraman yang melanda pasar keuangan dunia.

Dolar diambil 119,68 yen dari 120,01 yen pada Selasa di New York dan 120,96 yen di perdagangan AS, Senin.

Kenaikan yen menekan saham eksportir Jepang karena mata uang kuat cenderung membuat pendapatan luar negeri mereka kurang menguntungkan ketika dibawa pulang, demikian laporan AFP.
(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016