Jakarta (ANTARA News) - Satgas Polri terus berupaya mencari keberadaan bunker (ruang bawah tanah) di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menyusul penemuan bunker di dua tempat terpisah di daerah itu, yang diduga menjadi tempat persembunyian mereka yang masuk Daftar Pendcarian Orang (DPO). Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Bambang Kuncoko, di Jakarta, Rabu, mengatakan selain diduga digunakan sebagai tempat persembunyian para tersangka yang menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO), bunker-bunker itu juga diduga menjadi tempat merakit bom, tempat menyembunyikan senjata dan kegiatan lainnya. Bambang mengatakan, bunker yang ditemukan di Tanah Bumbu berukuran besar dan memungkinkan untuk berbagai kegiatan. "Kita meyakini masih ada bunker lain di daerah Poso sehingga polisi terus melakukan upaya pencarian," katanya. Kedua bunker yang telah ditemukan sebelumnya adalah di Tanah Runtuh Januari 2007 dan di Tanah Bambu pekan lalu. Terkait dengan masih adanya 12 buronan kasus kekerasan di Poso yang belum tertangkap, Kapolri Jenderal Pol Sutanto telah memerintahkan semua Kapolda untuk meningkatkan pengamanan di daerahnya masih-masing sebab ada kemungkinan para buronan ini telah kabur keluar Sulawesi Tengah. "Pengejaran tidak hanya dilakukan di wilayah hukum Polda Sulteng, tapi seluruh Indonesia. Semua Kapolda harus mewaspadai berbagai kegiatan yang mungkin dilakukan di wilayah mereka," kata Bambang. Mulai 11 Januari 2007, Polri menggelar operasi penegakan hukum di Poso, namun mendapat perlawanan dari kelompok bersenjata yang selama ini diduga terlibat berbagai aksi kekerasan. Dalam operasi itu, 14 anggota kelompok bersenjata tewas dan satu polisi juga tewas. Dari 29 nama buronan, baru 12 yang tertangkap atau menyerahkan diri sedangkan sisanya masih dalam pengejaran.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007