Peningkatan pendapatan 26 BUMN itu didorong program restrukturisasi usaha dan konsolidasi yang akan dijalankan perusahaan,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN menargetkan total pendapatan dari 26 perusahaan di bawah Kedeputian Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan pada 2016 sebesar Rp443 triliun, meningkat 16,27 persen dari pendapatan tahun 2015 sebesar Rp381 triliun.

"Peningkatan pendapatan 26 BUMN itu didorong program restrukturisasi usaha dan konsolidasi yang akan dijalankan perusahaan," kata Deputi Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN, Gator Trihargo, saat "Paparan Kinerja BUMN 2015 dan Target 2016", di Jakarta, Selasa.

Menurut Gatot, ke-26 BUMN tersebut meliputi sektor jasa perbankan yaitu Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank BTN. Jasa Asuransi dan Penjaminan yaitu Jasindo, Jiwasraya, Askrindo, Jamkrindo, Jasa Raharja, Asabri, Indonesia-Re, Taspen, Kliring Berjangka.

Sektor jasa pembiayaan dan sekuritas Permodalan Nasional Madani (PNM), Kliring Berjangka Indonesia, PANN, Danareksa, Bahana, Pegadaian.

Sektor jasa survei yaitu Surveyor Indonesia, Sucofindo, Biro Klasifikasi Indonesia.

Sedangkan sektor jasa angkutan meliputi Garuda Indonesia, Kereta Api Indonesia, Pelni dan ASDP Indonesia Ferry.

Menurut Gatot, dalam Roadmap BUMN Sektor Jasa Keuangan tersebut, Kementerian BUMN akan membentuk holding investment (induk usaha) Bank BUMN meliputi Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI dan Bank BTN yang diperkirakan tuntas pada tahun 2018.

"Dengan pembentukan holding Bank BUMN diharapkan dapat memperkuat basis pasar domestik dari 37 persen menjadi 45 persen. Tersedianya pembiayaan proyek infrastruktur BUMN hingga Rp5.452 triliun sampai dengan 2019," ujar Gatot.

Selain itu, Kementerian BUMN juga segera membentuk holding BUMN Asuransi UMN pada tahun 2017 meliputi penyatuan Jasindo dan Askrindo, serta holding Jasa Survei meliputi PT Sucofindo (Persero) dan PT Surveyor Indonesia (Persero).

"Dengan pembentukan holding BUMN tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha. Laba bersih sektor jasa pada tahun 2016 sebesar Rp74 triliun, naik dari tahun 2015 sebesar Rp65 triliun," ujarnya.

Saat yang bersamaan total aset diproyeksikan mencapai Rp3.153 triliun, melonjak dari sebelumnya Rp2.755 triliun.

Adapun belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2016 diproyeksikan mencapai Rp187,16 triliun naik dari tahun 2015 sebesar Rp138,04 triliun.

Sedangkan setoran pajak kepada APBN tahun 2016 dipatok sebesar Rp34,63 triliun turun dari sebelumnya Rp35,04 triliun, adapun setoran dividen diperkirakan mencapai 12,77 triliun, naik dari Rp11,07 triliun.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016