Jakarta (ANTARA News) - Menjadi kaya raya ternyata bukan alasan utama presenter kondang Daniel Mananta memulai bisnis mode dengan membuka gerai DAMN I Love Indonesia.

Menurut dia, ada hal yang lebih penting dari meraup keuntungan untuk memulai bisnis.

"Pertama, lo harus tahu produk yang mau lo jual. Kedua, tapi yang paling penting lo tahu misi lo menjual produk itu apa? Dan kenapa menjual produk itu?," kata mantan VJ MTV itu saat berbincang dengan Antaranews.com di salah satu gerai DAMN I Love Indonesia di Jakarta, Jumat.

Daniel mencontohkan, ketika memulai bisnis mode sejak 28 Oktober 2008, dia berniat membangkitkan kecintaan anak-anak muda kepada budaya Indonesia yang dinilainya mulai meluntur.

Bagi pembawa acara kontes menyanyi tersebut, alasan atau misi membangun bisnis sangatlah penting, terlebih bisnis tersebut dapat mempengaruhi masyarakat sekitar.

Kemudian, disusul dengan implementasi bisnis itu sendiri dengan tetap konsisten pada tujuan awal.

"Kalau ada yang bilang, waduh enggak profit (menguntungkan), ya gapapa. Beberapa tahun kemudian, orang-orang akan ngeliat, wow bener nih Daniel emang campaign (kampanye) nya untuk Indonesia. Dan mereka akan support (dukung) tujuan gua juga," ujar Daniel.

Menurut pria yang juga memproduseri film "Killers" ini, banyak perusahaan yang mulai bergeser dari Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi CSV atau Creating Social Value, yakni memasukkan nilai-nilai yang dipegang masyarakat sekitar ke dalam model bisnis perusahaan.

Model bisnis yang diadopsi dari Profesor Michael Porter asal Harvard University tersebut dinilai mampu menggerakkan masyarakat untuk mendukung visi mulia melalui bisnis.

"Kalau sudah begitu, sooner or later (cepat atau lambat) lo akan menjadi besar, asal lo straight (lurus) sama misi sosialnya," ujar Daniel.

Delapan tahun menjalankan bisnis, putra dari Mila Mananta ini seringkali merasakan jatuh bangun, namun ia mengaku bahwa permasalahan kerap datang dari internal perusahaan.

Untuk mengatasinya, CEO DAMN I Love Indonesia ini mengatakan yang paling penting adalah bagaimana caranya mengelola orang-orang di dalam perusahaan untuk akhirnya menjadi winning team atau tim juara.

Selain itu, menekan ego untuk mewujudkan misi dan keberlangsungan bisnis menjadi hal yang perlu dilakukan untuk bertahan.

"Yang namanya pacaran saja banyak berantemnya, marrige juga berantem, sahabatan juga, apalagi ngomongin soal duit. Nah, kalau kita bisa terus bertahan, dan kita fokus sama satu bisnis, gue yakin itu bisnis bakal membesar," ujar Daniel.


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016