Areal pertanian yang terkena bencana alam banjir dan longsor berada di 10 kecamatan yang di antaranya di Kecamatan Nyalindung, Cikembar, Jampangtengah dan lain-lain,"
Sukabumi (ANTARA News) - Data Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi menyebutkan bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi sejak Jumat (11/3) hingga Rabu (16/3) menyebabkan 170 hektare lahan pertanian rusak.

"Areal pertanian yang terkena bencana alam banjir dan longsor berada di 10 kecamatan yang di antaranya di Kecamatan Nyalindung, Cikembar, Jampangtengah dan lain-lain," kata Kepala DPTP Kabupaten Sukabumi Sudrajat di Sukabumi, Rabu.

Menurutnya, mayoritas lahan pertanian yang rusak akibat bencana alam itu dalam waktu dekat akan melakukan panen sehingga dengan adanya musibah itu lahan pertanian yang mayoritas ditanami padi tersebut gagal panen.

Rencananya, panen padi akan dilaksanakan pada bulan Maret dan April, tetapi karena dilanda bencana sehingga panen tidak bisa dilakukan.

Setiap hektare lahan pertanian bisa memproduksi sekitar 6,5 ton padi sedangkan untuk biaya produksi mulai dari mengolah lahan pertanian hingga panen rata-rata mencapai Rp7 hingga Rp8 juta perhektare.

Selain itu, untuk gabah kering panen harganya rata-rata mencapai Rp5.000 perkilogram sehingga total kerugian petani sudah bisa dihitung.

"Perhitungan secara kasar kerugian petani akibat gagal panen ini mencapai miliaran rupiah. Namun kami akan melakukan verifikasi kembali terkait luas lahan pertanian yang rusak dan gagal panen," tambahnya.

Sudrajat mengatakan pada bulan Maret diperkirakan lahan pertanian siap panen mencapai 43 ribu hektare dan pada April 72 ribu hektare.

Pihaknya juga mengimbau kepada petani, jika ada tanamannya yang bisa diselamatkan agar segera dipanen untuk memaksimalkan hasilnya dan mengurangi kerugian.

Sementara petani di Kampung Cipiit Desa Bojongsari Kecamatan Nyalindung Taryo Dadan Suhendar mengatakan lahan pertanian yang rusak akibat banjir bandang dan longsor yang terjadi di kampungnya mencapai belasan hektare.

Mayoritas lahan pertanian yang rusak tersebut sekitar satu pekan lagi akan panen.

"Kerugian kami sudah pasti besar, tapi mau bagaimana lagi ini adalah musibah dan berharap ada bantuan dari pemerintah," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016