Jakarta (ANTARA News) - Jejaring sosial profesional dengan lebih dari 414 juta anggota di seluruh dunia, LinkedIn, memperkenalkan data center pertamanya di luar wilayah Amerika Serikat, yakni di Singapura.

Data center terbaru LinkedIn yang terbentang seluas 23.500 kaki itu merupakan satu dari enam data center yang dimiliki LinkedIn secara global.

"Asia Pasifik merupakan wilayah dengan pertumbuhan tercepat, dalam hal jumlah anggota LinkedIn di luar Amerika Serikat. Kami terus berinvestasi untuk memastikan pengguna mendapatkan pengalaman dan pelayanan terbaik, seiring dengan berkembangnya bisnis kami di wilayah ini," kata Olivier Legrand, Managing Director of LinkedIn in Asia Pacific, dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA News, Jumat.

"Selain itu, kami juga ingin berpartisipasi secara aktif untuk memfasilitasi berbagai kesempatan ekonomi di negara ASEAN termasuk Indonesia, Singapura, dan Malaysia," sambung dia.

Sejauh ini, LinkedIn telah menginvestasikan dana sebesar 80 juta dolar Singapura untuk data center terbaru tersebut, yang diharapkan mampu memperkaya pengalaman pengguna LinkedIn yang terus bertumbuh di wilayah Asia Pasifik.

Tidak hanya itu, langkah tersebut diambil untuk meningkatkan kecepatan dan akses terhadap layanan LinkedIn saat pengguna terhubung dengan kesempatan profesional di dalam jaringan mereka.

Sejak Januari 2013, jumlah anggota LinkedIn di Asia Pasifik bertumbuh lebih dari dua kali lipat hingga mencapai lebih dari 85 juta anggota hingga akhir 2015.

Angka tersebut mencakup lebih dari 16 juta anggota di Asia Tenggara, dimana lebih dari 5 juta anggota berada di Indonesia, lebih dari 34 juta di India dan lebih dari 7 juta anggota berada di Australia.

Jumlah itu juga termasuk dengan para pemimpin terkemuka yang tergabung di Linkedin sebagai influencer, termasuk di antaranya adalah Narendra Modi (Perdana Menteri India), Piyush Gupta (CEO DBS Bank), Tony Fernandes (Group CEO AirAsia), Shinzo Abe (Perdana Menteri Jepang) dan Andrew Penn (CEO Telstra).

Selama periode yang sama, pendapatan LinkedIn di Asia Tenggara meningkat lebih dari 3 kali lipat.

Data center terbaru di Singapura tersebut akan dimanfaatkan untuk mengelola berbagai akses dan trafik LinkedIn yang berasal dari wilayah Asia Pasifik, serta akan membantu mengelola satu per tiga trafik LinkedIn secara global.

Selain itu, data center juga akan melengkapi kebutuhan penyimpanan dan pemrosesan LinkedIn yang terus bertumbuh dimana pada 2015 pertumbuhan mencapai 34 persen.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016