Damaskus (ANTARA News) - Ketua Kebijakan Uni Eropa (EU), Javier Solana, tiba di Suriah, Rabu, dalam kunjungan pertamanya dalam dua tahun terakhir untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Bashar Al-Assad guna mencari jalan keluar krisis politik di Lebanon. Kunjungannya itu merupakan serentetan kunjungan terakhir oleh para pejabat Barat yang dinilai oleh Damaskus sebagai bukti bahwa perannya sebagai pemain kunci di kawasan Timur Tengah tidak bisa disangkal lagi. Hubungan resmi EU dengan Suriah telah membeku sejak terbunuhnya mantan Perdana Menteri Lebanon Rafiq Al-Hariri dalam ledakan bom dahsyat di Beirut pada Februari 2005, sebuah serangan yang secara luas menyalahkan Damaskus. Dia akan menegaskan kepada Assad tentang keuntungan bagi Damaskus dalam memainkan peranan konstruktif, menurut seorang diplomat Eropa. Maksudnya agar Suriah mengambil sikap yang lebih fleksibel, lebih kooperatif tentang Lebanon. Solana mengatakan kepada wartawan di Beirut, dia akan jujur mendiskusikan memburuknya hubungan Suriah dengan Lebanon, yang beberapa kalangan menyalahkan Damaskus atas serentetan serangan bom mematikan. Dia juga mengatakan, pihaknya akan menyorot masalah mahkamah PBB yang akan mengadili para tersangka dalam pembunuhan Hariri. Mayoritas anggota parlemen anti-Suriah di Lebanon menuduh Damaskus menghalangi pembentukan mahkamah internasional itu, dan sejumlah menteri kabinet pro-Suriah mundur November lalu yang menimbulkan krisis politik. Saat mengunjungi Kairo, Wakil Presiden Suriah Faruq El-Shara mengatakan, mahkamah itu telah diterima oleh semua pihak di Lebanon dan seharusnya tidak dipakai sebagai pedang Damocles, bukan pula dipolitisasi. Solana mengatakan, pihaknya juga akan menyampaikan kepada Presiden Assad tentang penyelundupan senjata ke Lebanon. EU mengharapkan kunjungan Solana ini akan membantu menyelesaikan krisis di Lebanon, yang secara jelas terpilah antara kelompok pro dan anti-Suriah sejak terbunuhnya Hariri yang memaksa Suriah mengakhiri dominasi militernya di negara itu. Solana mengatakan, EU menginginkan untuk "melihat jika kita dapat menjalin kembali hubungan kami dengan Suriah.., Kami akan mendiskusikan perubahan sikap itu." Presiden Perancis Jaques Chirac, seorang teman dekat Hariri, telah menutup semua tawaran pembicaraan dengan Suriah. Para pejabat EU mengakui secara pribadi mereka telah mencari jalan untuk memulai kembali pembicaraan dengan Suriah, dan mengesampingkan pengaruh kuat Iran, yang seperti Suriah mendukung Hizbullah. Setelah memulai kunjungannya di Lebanon, Solana pada Selasa melakukan pembicaraan dengan Arab Saudi, yang akan menjadi tuan rumah pertemuan rekonsiliasi pekan depan antara kelompok-kelompok berseteru di Lebanon, kata sumber diplomatik. Media massa pro pemerintah Suriah pada Selasa mengatakan sikap penting Suriah di kawasan ini, yang menegaskan penolakannya untuk terus menerus di bawah tekanan internasional. "Hal itu jelas bahwa Suriah tidak dapat diisolasi, sebaliknya, perannya dapat diakui," kata suratkabar Al-Thawra, dan menambahkan, "Suriah tidak akan merubah kebijakannya, yang ternyata telah sah. Kunjungan Solana menyusul kunjungan seorang pejabat senior, pejabat tingkat tertinggi dari Washington ke Damaskus dua tahun lalu yang melakukan pembicaraan terbatas mengenai krisis pengungsi Irak. Ellen Sauerbrey, asisten menteri luar negeri AS untuk pengungsi dan migrasi, mendiskusikan keadaan buruk pengungsi, yang kini mencapai dua juta orang di antara tetangga Irak, termasuk antara 600 ribu hingga dua juta di Suriah. Pers Suriah menyambut kunjungan Sauerbrey sebagai upaya membersihkan nama baik dari pendekatan pemerintah untuk perdamaian di Timur Tengah. "Kunjungan ke Damaskus oleh para pejabat internasional merupakan suatu bentuk pengakuan dari visi Suriah," tulis Al-Thawra, layaknya dikutip AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007