Jakarta (ANTARA News) - Newcastle United akhirnya terdegradasi dari Liga Utama Inggris untuk kedua kalinya dalam tujuh tahun terakhir menyusul kemenangan Sunderland atas Everton pada Rabu malam.

Newcastle tertahan di posisi 18 dengan 34 poin, selisih empat poin dari Sunderland dengan satu pertandingan tersisa sehingga sudah dipastikan pasukan Rafael Benitez akan meninggalkan Liga Utama Inggris.

Pada awal musim Newcastle membidik posisi delapan besar klasemen Liga Utama Inggris namun mereka melewatkan sebagian besar musim kompetisi 2015-2016 di zona degradasi, berikut lima faktor penyebab Toon Army terdegradasi seperti dilansir Skysports:

Terlambat menunjuk Benitez

Manajemen Newcastle dianggap terlambat mendapuk Rafa Benitez menjadi pelatih untuk menyelamatkan The Magpies setelah Steve McClaren dipecat pada 11 Maret menyusul tujuh kekalahan dalam 10 laga Premier League.

Keterlambatan itu membuat Benitez menghadapi misi sulit untuk menyelamatkan Newcastle dalam 10 pertandingan tersisa.

Kebolehan Benitez terlihat setelah Newcastle menghasilkan satu poin dari empat laga pertamanya, imbang melawan Sunderland, dan menjalani lima laga tidak terkalahkan (terbaik sejak November 2014).

Masalahnya, jumlah 10 laga yang ditangani Benitez sangat sedikit dan sudah terlambat. Situasi serupa pernah terjadi pada 2008/09 ketika terdegradasi setelah Alan Shearer mengambil alih tim dari pelatih Chris Hughton pada delapan laga tersisa.

Penyerang tumpul


Newcastle bersusah payah meraih kemenangan karena tumpulnya lini serang. Pencetak gol terbanyak tim sekota Sunderland ini bukanlah seorang striker, melainkan Georginio Wijnaldum yang membukukan sembilan gol dari posisi gelandang.

Striker utama Aleksandar Mitrovic yang didatangkan musim panas lalu seharga 13juta pound cuma menghasilkan delapan gol di Liga Utama Inggris. Gelandang Andros Townsend yang baru bergabung pada akhir Januari mencetak empat gol, atau selisih dua gol dari Ayoze Perez.

Newcastle cuma menjaringkan 28 gol dalam 28 pertandingan di bawah asuhan McClaren. Namun kinerja mereka membaik di bawah Benitez dengan 11 gol dalam sembilan pertandingan dan hanya gagal mencetak gol dalam dua pertandingan.

Pertahanan rapuh


Selain bermasalah mencetak gol, Newcastle juga terlalu mudah kebobolan. Toon Army menjadi tim kedua dengan kebobolan 64 gol, di bawah Aston Villa yang kemasukan 72 gol sepanjang musim ini.

Benitez meningkatkan kinerja pertahanan Newcastle dengan tiga clean sheet yang diraih dari sembilan laga. Enam dari 10 gol yang bersarang di gawang Newcastle pun cuma berasal dari dua tim yaitu saat melawan Norwich dan Southampton.

Buruknya tembok pertahanan Newcastle tidak lepas dari cedera yang menimpa pemain kunci antara lain kiper timnas Belanda, Tim Krul, kapten Fabricio Coloccini, Massadio Haïdara, Kevin Mbabu, Steven Taylor dan Paul Dummett .

Kalah dari tim papan bawah

Kendati Newcastle bisa mengalahkan Tottenham, Liverpool serta dua kali imbang dari Manchester United, namun mereka setidaknya kalah sekali setiap melawan tim papan tengah dan bawah musim ini kecuali saat melawan Aston Villa.

Dua tim degradasi lainnya, Norwich dan Aston Villa juga kesulitan mengalahkan tim di posisi 11 hingga 20.

Sebaliknya, Sunderland justru meraih enam poin lebih banyak dari Newcastle saat menghadapi tim papan tengah ke bawah serta masih menyisakan satu laga melawan Watford di posisi 13.

Kegagalan rekrutan baru


Salah satu aspek paling mengecewakan adalah tidak maksimalnya performa empat pemain baru, Wijnaldum, Mitrovic, Mbemba dan Florian Thauvin yang didatangkan dengan nilai total 48juta pound.

Wijnaldum memang menjadi yang paling bersinar setelah menjadi bagian penting PSV saat menyabet gelar Eredivisie musim lalu. Namun Mbemba dan Mitrovic kesulitan mencetak gol sementara gelandang serang, Thauvin, dipinjamkan ke Marseille pada Januari lalu tanpa satu pun mencetak gol atau assist.

Pada Januari Newcastle kembali berbelanja 30juta pound untuk mendatangkan Henri Saivet, Jonjo Shelvey dan Andros Townsend. Namun pembelian itu tidak bisa menyelamatkan mereka dari jurang degradasi, demikian Skysports.

Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016