Bandung (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal MPR, Ma'ruf Cahyono, mengatakan, belum ada edaran resmi terkait keputusan tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional karena memperingati Hari Lahir Pancasila.

"Belum ada edaran resmi 1 Juni libur nasional, saya baru baca-baca saja beritanya ada di mana-mana. Tapi yang sudah jelas 1 Juni peringatan Pidato Bung Karno, nanti itu akan dilaksanakan puncak acaranya pada Rabu," kata Ma'ruf usai diskusi Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat, di Gedung Merdeka Bandung, Senin (30/5).

Dia katakan, "Kami ingin napak tilas sejarah Bung Karno dan sekaligus memperingati pidato Bung Karno yang telah meletakkan landasan untuk kekokohan bangsa Indonesia yakni dengan Pancalisa." 

Makna pidato tersebut, menurut Ma'ruf sangatlah banyak termasuk sebagai stimulus peristiwa sejarah agar masyarakat terus mengingat dan merefleksi kembali nilai-nilai luhur tang terkandung dalam Pancasila.

"Jadi bulan Bung Karno, 1 Juni ini menjadi satu momentum untuk melaksanakan karya nyata yang selaras dengan nilai yang kita sepakati bersama. Setiap tahun juga kita peringati tapi perbedaannya tahun ini kita gelar di Gedung Merdeka, Bandung," kata dia. 

"Tahun lalu di Blutar, yang punya sejarah juga, apa yang kita lakukan sekarang menjadi pondasi untuk apa yang dilakukan di masa depan. Jadi penting saya kira untuk peringati hari-hari bersejarah. Tidak ada satu negara pun yang tidak besar tanpa landasan terhadap sejarah bangsa, termasuk Indonesia," kata Cahyono.

Puncak peringatan Hari Lahir Pancasila yang juga peringatan Pidato Bung Karno tahun ini akan digelar pada Rabu, 1 Juni di sekitar Gedung Merdeka, Bandung. Rencananya acara akan dihadiri Presiden Joko Widodo yang akan melakukan napak tilas ke penjara Banceuy tempat Soekarno pernah dipenjara.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016