....Pilihan kerpada Indonesia bukan karena alasan upah tenaga kerja yang murah tetapi karena Indonesia dinilai memiliki tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang mereka butuhkan."
Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal mengidentifikasi minat perusahaan bahan baku karpet dari Italia untuk berinvestasi di Indonesia dan menyiapkan dana 20 juta dolar AS (sekitar Rp278 miliar dengan asumsi kurs Rp13.900).

Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers di Jakarta, Senin, mengatakan minat tersebut disampaikan melalui kantor perwakilan di London oleh CEO perusahaan yang berbasis di Milan itu.

"Minat investasi yang disampaikan positif karena perusahaan ini termasuk kedalam kelompok salah satu sektor prioritas BKPM, yaitu industri yang berorientasi ekspor dimana 100 persen produk yang dihasilkan akan diekspor ke Australia dan Selandia Baru," katanya.

Franky mengatakan calon investor potensial tersebut sedang mengkaji beberapa alternatif lokasi di antaranya di Jawa Barat, Banten atau sekitar Surabaya.

Dia menjelaskan posisi Indonesia sebagai negara tujuan investasi memiliki lokasi yang strategis karena berdekatan dengan upaya mereka membidik pasar Australia dan Selandia Baru.

Dia juga mengemukakan perusahaan telah menyampaikan rencana untuk mengunjungi Indonesia pada Bulan Juli mendatang.

"Saat ini perusahaan tersebut tertarik untuk memperluas usahanya di ASEAN dan setelah melalui beberapa tahun pengamatan dan penelitian akhirnya menjatuhkan pilihannya pada Indonesia untuk pembangunan fasilitas industri pengolahan tekstil karpetnya. Pilihan kerpada Indonesia bukan karena alasan upah tenaga kerja yang murah tetapi karena Indonesia dinilai memiliki tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang mereka butuhkan," jelasnya.

Pejabat Promosi Investasi Kantor Perwakilan BKPM di London Nurul Ichwan menjelaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan perwakilan RI di Italia serta "marketing officer" wilayah Eropa untuk mempertemukan CEO perusahaan tersebut dengan pihak pemerintah maupun swasta di Indonesia.

"Setelah kunjungan tersebut, rencananya perusahaan akan segera mengajukan permohonan izin prinsip ke Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat BKPM," paparnya.

Nurul menambahkan bahwa selain di Italia, perusahaan ini juga telah hadir di tujuh negara lain, yaitu Jerman, Inggris, Kroasia, Slovenia, Amerika Serikat, China, dan Thailand.

Jumlah pabrik yang dioperasikan calon investor tersebut di seluruh dunia berjumlah 16 pabrik dengan total karyawan berjumlah 2.706 pekerja.

Lebih lanjut Nurul mengemukakan bahwa perusahaan yang telah didirikan sejak tahun 1969 itu memiliki dua unit bisnis utama, yaitu filament (benang) untuk tekstil karpet dan filament untuk garmen.

Dengan memproduksi sebanyak 130.000 ton polymer dan fiber setiap tahunnya, perusahaan ini meraih "turnover" sebesar 499,1 juta poundsterling pada 2015 serta pendapatan sebelum pajak pada 2015.

"Untuk bisnis tekstil karpet, perusahaan menguasai 45 persen pangsa pasar, sekaligus menjadi produsen terbesar di Eropa dan kedua di dunia. Industri tekstil karpet inilah yang akan menjadi investasinya di Indonesia. Masuknya investasi dari Italia tersebut diharapkan meningkatkan realisasi investasi dari dari Eropa ke Indonesia," tutupnya.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016