Orlando (ANTARA News) - Otoritas Amerika Serikat dilaporkan sedang menyelidiki kemungkinan terangka lain yang telah membantu pelaku penembakan massal di sebuah klub malam kaum gay di Orlando pada hari Minggu (12/6).

Otoritas AS pada Senin sedang menginvestigasi kemungkinan orang lain yang membantu pelaku penembakan yang menewaskan 49 orang di Orlando, dimana pelaku menyatakan sumpah setia kepada kelompok ISIS sebelum beraksi.

FBI dan badan lain sedang mencari tahu kepada saksi mata baik yang di dalam maupun di jalan-jalan di sekitar klub malam Pulse, di mana Omar Mateen yang kelahiran New York melakukan penembakan massal paling mematikan dalam sejarah AS, dan serangan terburuk di wilayah negara itu sejak 11 September 2011, Reuters melaporkan.

Mateen, 29 tahun, seorang putra imigran Afghanistan, ditembak hingga tewas oleh polisi yang menyerbu klub malam itu dengan kendaraan lapis baja pada Minggu pagi setelah pengepungan selama tiga jam.

Aparat penegak hukum sedang mencari petunjuk apakah ada orang yang bekerja bersama Mateen dalam penyerangan, kata Lee Bentley, pengacara AS untuk distrik tengah Florida.

"Jika ada orang lain yang terlibat dalam kejahatan ini, mereka akan dituntut," kata Bentley dikutip Reuters.

Direktur FBI James Comey mengatakan pihak berwenang masih mencoba untuk mengetahui motif Mateen, tapi tidak ada indikasi dia menjadi bagian dari jeringan teror terorganisir, meskipun ia mungkin terinsipirasi oleh mereka.

"Ada indikasi kuat dari radikalisasi oleh pembunuh ini dan potensi inspirasi oleh organisasi teroris asing," kata Comey.

Comey mengatakan bahwa pihaknya sangat yakin Mateen memang seorang yang radikal setidaknya dari beberapa petunjuk di Internet.

Mateen mengamuk sekitar pukul 02:00 Minggu waktu setempat ketika klub malam itu penuh sesak. Ia membawa senjata semi otomatis AR-15 dan pistol ketika menembaki orang di dalam klub secara membabi buta.

Ketika polisi pengempung lokasi, Mateen terjebak di kamar mandi dengan beberapa pengunjung juga berada di dalamnya. Mateen ditembak oleh polisi saat keluar dari lubang di dinding bangunan klub.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016