Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menggelar forum kesaksian publik tentang Timor Leste untuk menandingi forum kesaksian yang digelar Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) Indonesia Timor Leste. "Forum kesaksian yang saat ini di gelar KKP berpotensi menggeser isu kekerasan oleh aparat keamanan Indonesia di Timor Leste pada jajak pendapat," kata aktivis Koordintor Komite Independen Pemantau Pemungutan Suara Timor Leste Yenny Rosa Damayanti dalam Forum Kaseksian Publik di Jakarta, Rabu. Dalam forum tersebut Yenny menyatakan telah terjadi kekerasan oleh milisi pro integrasi atas dukungan aparat keamanan Indonesia dalam jajak pendapat tahun 1999 di Timor-Timur waktu itu. Ia juga menyatakan telah terjadi intimidasi kepada warga pro kemerdekaan oleh milisi. Sementara itu seorang warga Timor Leste yang kemudian memilih bergabung dengan Indonesia mempertanyakan bahwa warga pro integrasi mengalami teror yang dilakukan oleh para pro kemerdekaan. "Teror oleh pro kemerdekaan juga kita alami, kita mengalami pengeroyokan oleh pro kemerdekaan," kata pemuda tersebut. Sementara pria yang pernah menjadi PNS di Timor Leste saat itu mempertanyakan mengenai penghitungan suara yang dilakukan. "Penghitungan jajak pendapat tersebut tidak dilakukan di tempat-tempat pemungutan suara tetapi dibawa dulu ke Dili, selain itu penghitungan juga dimulai pukul empat pagi," kata pria tersebut. Yenny menjawab bahwa penghitungan tersebut untuk mengantisipasi keamanan yang tidak kondusif sehingga perlu dibawa ke Dili. Forum kesaksian publik digelar di ruangan yang bersebrangan dengan Forum Kesaksian KKP di Hotel Crown lantai tiga. Tokoh-tokoh lembaga swadaya seperti Ade Rostina Sitompul, Yenny Rosa Damayanti dan jurnalis Peter Rohi menjadi pembicara dalam Forum tersebut. Sedangkan sejarawan Hilmar Farid, wartawan Aa Sudirman dan mantan anggota Komnas Perempuan Ita F Nadia menjadi panelnya. Puluhan orang memadati ruangan yang berukuran kira-kira 5X10 meter. Dalam ruangan tersebut tampak 4 buah foto hitam putih bergambar penduduk yang mengungsi pasca jajak pendapat di Timur Leste dan sekitar 16 foto berukuran kecil ditampilkan dengan bahasa Portugal dan Inggris memenuhi tembok. Foto-foto tersebut di antaranya berjudul Full Scale Invasion Desember 1975 yang menggambarkan penerjunan pasukan ke Timor Leste. Selain itu juga terdapat foto berjudul Turning Points 1990 yang bergambar seorang pemudi yang bersimbah darah. Sementara itu di Ruangan Tiara di hotel tersebut KKP menggelar kesaksian pemimpin milisi pro integrasi Eurico Guterres. Selain itu KKP mengagendakan untuk mendengarkan kesaksian dari para petinggi TNI yang dianggap terlibat dalam peristiwa kekerasan pasca jajak pendapat di Timor Leste. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007