Cilacap, Jawa Tengah (ANTARA News) - Siswa sekolah penerbang, Perkasa Flight School, di Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Jawa Tengah, tetap berlatih terbang pasca-insiden pendaratan darurat yang dilakukan salah satu pesawat milik sekolah penerbangan itu di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Dari pantauan di Bandara Tunggul Wulung, di mana Perkasa Flight School berlokasi, Jumat, seluruh siswa sekolah penerbang itu berlatih terbang menggunakan pesawat terbang latih milik sekolah penerbang itu.

Kepala Sekolah Perkasa Flight School, Septo Sudiro, mengatakan, aktivitas di sekolah penerbang itu tetap berjalan seperti biasa meskipun salah seorang instruktur dan dua siswa baru dilanda musibah.

Menurut dia, pesawat latih yang mendarat darurat di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada hari Kamis (18/8), sebenarnya dalam kondisi baik dan layak terbang karena selalu menjalani pemeriksaan rutin yang dilakukan teknisi.

"Mulai dari kelayakan terbang serta mesin, dan kelengkapan surat dan berlaku pesawat selalu dicek secara rutin oleh engineer yang memiliki sertifikat," katanya.

Sementara dua siswa yang berlatih di pesawat jenis Piper Warrior bernomor registrasi PK-PBG itu, kata dia, merupakan siswa Angkatan XI dan telah lulus Private Pilot License.

Menurut dia, dua siswa yang merupakan anak kembar bernama Muhammad Arief Radifan dan Muhammad Fadhli Radifan itu telah memiliki jam terbang selama 70 jam.

"Mereka saat ini sedang dalam tahap Commercial Pilot Lisence," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, seluruh awak dilaporkan dalam keadaan baik meskipun luka ringan.

Setelah dirawat di RS Jasa Kartini di Tasikmalaya, kata dia, ketiganya diizinkan pulang ke rumah-masing untuk pemulihan

Menurut dia, tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini sudah berada di lokasi kejadian untuk menyelidiki lebih lanjut.

Pesawat latih PK-PBG milik Perkasa Flight School mendarat darurat pada pukul 15.00 WIB Kamis (18/8), di Desa Cikujang, Kecamatan Karang Nunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Pesawat yang diawaki instruktur penerbang, Yosaphat Nitibaskara asal Pekalongan, serta dua siswa atas nama Muhammad Arief Radifan dan Muhammad Fadhli Radifan asal Tangerang itu terbang dari Bandara Nusawiru, Pangandaran, Jawa Barat.

Saat sedang menjalani latihan terbang di area latihan di kawasan Cipatujah, Tasikmalaya, pesawat itu mengalami masalah pada mesin sehingga pilot mengarahkan pendaratan darurat dengan mencari tempat yang tidak ada pemukiman penduduk, hingga akhirnya berhasil mendarat dengan kondisi terbalik. 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016