Kabul (ANTARA News) - Gerilyawan Taliban merebut satu kabupaten di Afghanistan selatan, Jumat, kata beberapa pejabat, sementara seorang pembom bunuh diri dengan naik taksi menewaskan enam orang di dekat parlemen nasional di Kabul. Kerusuhan itu terjadi saat Presiden Hamid Karzai mengatakan ia telah bertemu dengan anggota faksi Taliban --yang memimpin aksi perlawanan maut selama lima tahun setelah digulingkan dari pemerintahan oleh pasukan pimpinan AS-- untuk mewujudkan perujukan nasional bagi negerinya. Karzai mengatakan wakil Taliban telah secara rutin bertemu dengan lembaga-lembaga pemerintah. Ditambahkannya, "Saya juga telah bertemu dengan utusan Taliban, sehingga proses ini telah berjalan cukup lama." Namun ia mengesampingkan pembicaraan dengan pemimpin Taliban Mullah Mohammad Omar, sekutu dekat pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, atau dengan petempur asing. Beberapa sebelum ia berbicara, 100 pejuang Taliban menguasai kabupaten Khak Afghan di provinsi bergolak Zabul, upaya paling gerilyawan guna menguasai beberapa bagian Afghanistan selatan dan barat. Polisi melakukan penarikan "taktis" setelah gerilyawan menyerang markas mereka di kabupaten di atas gunung tersebut dari beberapa arah secara serentak, kata Ghulam Shah Alikhil, jurubicara gubernur provinsi itu. Belum ada recana untuk merebut kembali wilayah tersebut, katanya. Pasukan Bantuan Keamaan Internasional (ISAF), pimpinan NATO, yang menempatkan puluhan ribu prajurit di Afghanistan termasuk tentara AS dan Romania di Zabul, menyatakan sedang memeriksa keterangan itu. Taliban juga telah menduduki beberapa kabupaten lain di Afghanistan tahun ini. Dalam kebanyakan kasus, gerilyawan telah dihalau setelah sejenak menguasai wilayah yang mereka rebut. Di Kabul, seorang pembom bunuh diri meledakkan bom beberapa ratus meter dari gedung parlemen sehingga menewaskan lima orang termasuk seorang personil polisi, kata Kepala Penyelidik Kasus Kriminal di kepolisian Jenderal Alishah Paktiawal. "Itu adalah pemboman bunuh diri ... Pelakunya mengendarai taksi berwarna kuning dan putih," kata Paktiawal. Ia menyatakan tidak jelas apakah penyerangnya mengincar gedung parlemen, tapi menambahkan bom tersebut mungkin telah meledak lebih awal. Ledakan kuat itu adalah serangan bunuh diri ketiga di ibukota Afghanistan, yang padat penduduk, tahun ini. Pemboman semacam itu telah biasa terjadi di Afghanistan selatan, yang dilanda perlawanan, tapi sebelumnya jarang terjadi di Kabul. Komandan Taliban telah berikrar akan melancarkan gelombang ledakan bunuh diri tahun ini, setelah hampir 140 serangan tahun lalu di seluruh negeri tersebut menewaskan sebanyak 200 warga sipil serta sejumlah pejabat keamanan asing dan lokal. Sementara itu polisi menyatakan mereka masih mencari dua pekerja bantuan Perancis yang hilang dan tiga rekan Afghanistan mereka setelah Taliban menyatakan petempurnya telah menculik mereka Selasa di provinsi Nimroz di bagian tenggara negeri tersebut. Kedua warganegara Perancis itu berasal dari organisasi Terre d`Enfance (Dunia bagi Anak Kita). Tolak kesepakatan lagi Namun Karzai berjanji takkan membuat kesepakatan sandera lagi, dan mengatakan kesepakatannya bulan lalu untuk membebaskan seorang wartawan Italia dilakukan karena pemerintah Italia --yang mengirim 1.800 prajurit ke Afghanistan-- mungkin saja ambruk. Karzai memerintahkan pembebasan lima tahanan Taliban, termasuk beberapa tokoh penting, pada Maret dalam pertukaran kontroversial yang menghasilkan pembebasan wartawan Italia yang diculik, Daniele Mastrogiacomo. "Itu adalah situasi yang tidak biasa dan takkan diulang lagi," katanya. "Tak ada lagi kesepakatan dengan siapa pun dan dengan negara mana pun. Secara terpisah Jumat, Taliban menewaskan lima penjaga keamanan dalam serangan terhadap satu perusahaan bangunan yang mengerjakan jalan raya di dekat Qalat, ibukota provinsi Zabul, kata beberapa pejabat dikutip AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007