Dili (ANTARA News) - Sekira 200 orang ditahan menjelang pemilihan presiden di Timor Leste, Senin, yang akan diamankan oleh lebih dari 4.000 polisi lokal dan internasional yang didukung pasukan penjaga perdamaian, kata para pejabat setempat, Minggu. Deputi komandan polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Hermanprit Singh, mengatakan bahwa selain penahanan yang dilakukan selama dua pekan kampanye pemilihan itu, sejumlah besar para pemimpin geng dan anggotanya juga tetap ditahan. "Kami dapat memastikan dengan para penuntut tentang kelanjutan penahanan mereka agar dengan demikian orang-orang yang bisa menjadi sumber kerusuhan selama pemilu tetap ditahan," kata Singh. Paling tidak, 32 orang cedera dalam bentrokan yang berkaitan dengan pemilu yang dilangsungkan Senin (10/4), yang dilakukan sekitar satu bulan setelah pasukan Australia dari pasukan keamanan internasional di Timor Leste membunuh lima pendukung bersenjata seorang tentara yang membangkang, Mayor Alfredo Reinado, yang hingga kini masih bersembunyi. Pasukan perdamaian internasional dikirim ke negara itu setelah kerusuhan Mei tahun lalu yang menewaskan paling tidak 37 orang dan memaksa lebih dari 150.000 orang mengungsi. Aksi kekerasan yang sering terjadi dituduh dilakukan kelompok-kelompok geng terus berlangsung sejak itu, yang menyebabkan 37.000 orang mengungsi karena mereka masih takut pulang ke rumah. Komandan polisi PBB, Rodolfo Tor, mengemukakan kepada wartawan, Minggu, bahwa 1.645 perwira polisi PBB dari 41 negara akan ditugaskan untuk mengawasi tempat-tempat pemungutan suara. Sekitar 3.000 polisi Timor Leste akan membantu mengamankan pemilihan itu, sementara hampir 1.000 tentara dari pasukan perdamaian internasional bisa dikerahkan untuk membantu jika diperlukan, katanya. Pada hari Minggu, surat-surat suara dan bahan penting lainnya yang dikirim ke lenih dari 700 tempat pemungutan suara , tiba di daerah-daerah terpencil yang hanya bisa dicapai melalui helikopter, para portir atau dengan menggunakan kuda, kata PBB. "Kami memperkirakan tidak ada laporan-laporan yang mengganggu yang akan menghalangi pengiriman bahan-bahan pemilihan ini ke berbagai sub distrik atau tempat-tempat pemungutan suara. Setiap gerakan dari bahan-bahan ini telah dikawal oleh polisi," kata Tor. Lebih dari 522.000 orang terdaftar untuk memilih. Tor mengatakan, mereka tidak akan digeledah tapi akan diperiksa apakah membawa senjata, termasuk pisau dan benda-benda tajam. Delapan ksndidat termasuk PM Jose Ramos Horta bertarung untuk menggantikan pahlawan perlawanan Xanana Gusmao , yang tidak akan ikut mencalonkan diri untuk jabatan itu. Hal itu adalah pemilu pertama sejak merdeka tahun 2002 setelah melalui satu periode pemerintahan PBB. Timor Leste adalah negeri bekas jajahan Portugis sekira empat abad, dan pernah menjadi provinsi termuda di Indonesia, yang kemudian rakyatnya memilih merdeka melalui jajak pendapat pada 1999 di bawah payung PBB. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007