Beirut (ANTARA News) - Pasukan pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya merangsek ke Aleppo untuk menduduki kembali bagian kota itu yang dikuasai pasukan pemberontak setelah bombardemen udara bertubi-tubi.

Pasukan Suriah meminta pasukan pemberontak meninggalkan posisi-posisi mereka demi menjamin jalur aman dan pasokan bantuan ke kota itu.

Pasukan Suriah yang didukung milisi-milisi dukungan Iran dan bombardemen udara Rusia semakin merangsek ke wilayah kekuasaan pemberontak demi menguasai seluruh kota yang tercabi-cabik itu menyusul gencatan senjata gagal bulan lalu.

Ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry berbicara melalui telepon untuk merundingkan normalisasi situasi, Inggris menyebut pemboman rumah sakit oleh pasukan yang loyal kepada Presiden Suriah Bashar al Assad telah membuat perdamaian di Suriah menjadi mustahil diciptakan.

"Ini adalah berlanjutnya pembantaian oleh rezim Assad kepada penduduk Aleppo dan keterlibatan Rusia dalam melakukan apa yang jelas-jelas kejahatan perang --membom rumah sakit ketika mereka tahu itu rumah sakit dan tak ada apa-apa selain rumah sakit-- adalah hal yang membuat mustahil melanjutkan perundingan perdamaian," kata Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson seperti dikutip Reuters.

Observatorium HAM Suriah mengatakan militer Suriah dan sekutu-sekutunya merangsek dari arah selatan dari kamp pengungsi Handarat di utara kota itu, dengan mengambilalih rumah sakit Kindi dan bagian dari wilayah industri Shuqaif.

Zakaria Malahifji dari kelompok pemberontak Fastaqim yang berbasis di Aleppo berkata kepada Reuters bentrokan pecah di daerah ini Minggu.  Terjadi pertempuran sengit di sepanjang garis depan yang membelah kota itu menjadi dua.

Pasukan Suriah mengatakan pemberontak harus mengosongkan Aleppo timur dengan imbalan jalur keluar yang aman dan pasokan bantuan.

"Komando tertinggi tentara menyerukan semua laskar bersenjata di bagian timur Aleppo untuk meninggalkan wilayah itu dan membiarkan penduduk sipil melanjutkan kehidupan normal mereka," kata militer Suriah seperti dilaporkan kantor berita  SANA.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016