Amman (ANTARA News) - Seorang tokoh terkemuka Alqaida yang menjadi pentolan Front Al Nusra di Suriah, Sheikh Abu al Faraj al Masri, tewas dalam serangan pesawat tanpa awak pada Senin waktu setempat, kata sumber-sumber.

Sumber informasi dari kelompok tersebut mengatakan Abu al Faraj yang pernah ke Afghanistan setelah menghabiskan beberapa tahun dalam tahanan di Mesir atas tuduhan bersekongkol dengan kelompok Islam fundamental, tewas setelah mobil yang ditumpangiya diserang di kota Idlib yang dikuasai pemberontak, di bagian baratlaut Suriah.

"Semoga Tuhan menerima dia sebagai seorang martir yang terbunuh dalam serangan pasukan salib," kata salah seorang jihadis bernama Abu Muhammad al Shami.

Semenjak koalisi pimpinan Amerika Serikat melancarkan operasi di Suriah, terutama terhadap kelompok ISIS, serangan udara juga menargetkan tokoh terkemuka Front Al Nusra dan membunuh banyak di antaranya.

Salah seorang pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat menegaskan bahwa mereka menargetkan tokoh Alqaida terkemuka di Suriah.

"Kami tidak akan membahas secara spesifik mengenai operasi atau merilis informasi tentang serangan udara pada sasaran yang bernilai tinggi seperti itu, sampai bisa memastikan serangan tersebut sukses," kata pejabat yang enggan disebutkan namanya itu.

Pihak Jabhat Fatah al Sham yang sebelumnya bernama Front al Nusra juga mengkonfirmasi kematian dari ulama Mesir itu dalam serangan udara.

Kemunculan terakhir al Masri di depan publik adalah ketika ia bersama mantan pemimpin al Nusra Abu Mohamad al-Jolani menghadiri penggantian nama kelompok itu menjadi Jabhat Fatah al Sham demi menangkal serangan dari Washington dan kekuatan lainnya.

Washington sendiri menolak langkah tersebut sebgai perbaikan diri dan menyatakan akan terus memburu mereka sebagai kelompok teroris.

Satu bulan yang lalu, komandan tertinggi al Nusra, Abu Hajar al Homsi juga terbunuh melalui serangan udara di pedalaman Provinsi Aleppo.

Berdasarkan informasi dari pihak jihadis, al Masri (60) yang memiliki nama asli Sheikh Ahmad Salamah Mabrouk pernah menjadi salah satu sahabat utama pemimpin al Qaeda Ayman al-Zawahiri di Afghanistan pada akhir 1980-an.

Masri juga merupakan salah satu pimpinan awal gerakan Jihad Islam di Mesir. Ia ditangkap setelah pembunuhan mantan Presiden Mesir Anwar Sadat pada 1981 dan menghabiskan tujuh tahun penjara di sana.

Masri juga sempat berada dalam program rendisi CIA secara diam-diam setelah penangkapannya di Azerbaijan pada 1998 lalu.

Dikatakan juga bahwa Masri datang ke Suriah untuk bergabung dengan Front Al Nusra setelah bebas dari penjara di Mesir saat pemerintahan Presiden Muhamad Mursi yang digulingkan militer pada tahun 2013 setelah adanya protes massa terhadap kepemimpinannya, demikian Reuters melaporkan.

(R030/M016)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016