Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan menyebut ide untuk menghidupkan dan mengintegrasikan "dry port" guna mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok tergantung kehendak pelaku usaha.

Kendati demikian, Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Kemenhub Bay M Hasani mengatakan pihaknya tetap mendukung inisiasi Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang ingin mengoptimalkan peran Cikarang Dry Port (CDP) itu.

"Kami sih sebetulnya kembali ke market (pasar). Tapi kami juga mendukung inisiasi Pak Menko Maritim karena dengan pemberdayaan CDP itu paling tidak bisa mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok," katanya seusai dialog tentang logistik di Jakarta, Rabu.

Bay menjelaskan, jalur kereta barang dari Tanjung Priok ke CDP memang sudah tersedia. Namun, jika menggunakan kereta maka akan ada dua kali penanganan karena dari jalur laut harus dipindahkan ke "emplacement" untuk naik kereta untuk diangkut ke Cikarang.

"Jadi, kembali ke pasar mau pilih yang mana. Sebab, misal dia dari Priok kan bisa langsung angkut ke gudangnya," ujarnya.

Bay mengaku pelaku usaha akan memilih opsi yang memberikan efisiensi dari segi biaya dan waktu. Pihaknya sendiri tidak memaksakan kebijakan tersebut.

Ia menambahkan, dengan beroperasinya New Priok Container Terminal di Pelabuhan Kalibaru Tanjung Priok seharusnya sudah bisa memfasilitasi kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok yang tinggi.

"Dengan operasional New Priok, itu baru 10 persen yang terpakai dari kapasitas terpasang. Tapi kami dukung usulan Pak Menko selama pasar merespons baik. Tapi apakah efektif atau tidak, tergantung pasar mau menggunakan yang mana," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan akan mengefektifkan penggunaan "dry port" guna menekan waktu tunggu bongkat muat barang keluar pelabuhan (dwelling time).

"Dry port" ini dinilai efektif sebagai solusi menekan "dwelling time" yang hingga kini belum juga membaik.

"Dry port" atau pelabuhan kering adalah perpanjangan pelabuhan yang berada di daratan, namun fungsinya sama seperti terminal yang berada di pelabuhan.

Luhut mengatakan pengoptimalan "dry port" akan efektif dilakukan mulai 1 Desember mendatang dimulai dari Cikarang Dry Port (CDP) di Bekasi, Jawa Barat, di mana kegiatan administrasi kepabeanan akan dilakukan di sana sehingga barang langsung keluar Pelabuhan Tanjung Priok segera setelah sandar.

Ia juga mengusulkan agar ada fasilitas serupa di dekat kawasan industri di Tangerang dan Bogor guna mengurangi kepadatan di Pelabuhan Tanjung Priok.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016