Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menegaskan bahwa kasus skandal pejabat Bank Dunia merupakan kasus pribadi yang tidak akan berpengaruh kepada kebijakan lembaga internasional itu. "Halah itu kasus pribadi dia. Kita nggak pernah mengangkat kasus seperti itu dalam pertemuan kita," kata Sri Mulyani usai menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) "Knowledge Partnership" antara Departemen Keuangan dengan Ministry of Planning and Budget Republic of Korea di Jakarta, Jumat. Menurut Menkeu, kasus tersebut juga tidak akan mempengaruhi komitmen (pledge) pinjaman lembaga keuangan internasional itu kepada Indonesia. "Kasus pribadi itu tidak akan mempengaruhi kebijakan Bank Dunia kepada negara-negara lain," kata Sri Mulyani yang dalam kedudukannya sebagai Menkeu juga menjadi Gubernur Bank Dunia di Indonesia. Menkeu memberikan komentarnya itu berkaitan dengan skandal asmara dan tuduhan Kolusi, Korupsi dan nepotisme yang melibatkan pemimpin Bank Dunia, Paul Wolfowitz, dari Amerika Serikat (AS). Sementara itu, MoU antara Departemen Keuangan RI dengan Ministry of Planning and Budget Republic of Korea berisi kesepakatan kerjasama peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang keuangan publik, khususnya pada area "public expenditure management dan fiscal system". MoU itu ditandatangani Dirjen Perbendaharaan Depkeu Herry Purnomo dan Director General for Policy Planning, Ministry of Planning and Budget, Republic of Korea, Ho In Kang. Dengan ditandatangani MoU itu maka kedua belah pihak sepakat untuk bekerjasama memperkuat dan mengembangkan pengetahuan mengenai public expenditure dan fiscal system di antara kedua negara. Bentuk kerjasama itu antara lain aktivitas kunjungan secara timbal balik, training, workshop, konferensi internasional, serta pertukaran staf jika dianggap perlu. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007