Tangerang (ANTARA News) - Keluarga Partahi Mamora Halomoan Lumbantoruan atau Mora, mahasiswa Indonesia berusia 34 tahun yang tertembak di Virginia, Amerika Serikat (AS), 16 April 2007 lalu, tidak akan menuntut pemerintah AS dengan alasan penyebab kematian merupakan tindakan kriminal murni. "Untuk apa kami harus menuntut pemerintah AS. Itu tidak perlu, karena pelaku juga sudah menembak diri sendiri dan kasus ini merupakan kriminal murni tidak ada muatan politiknya," kata Paman Mora, Ir Gustav Panjaitan, kepada ANTARA, Minggu. Panjaitan mengemukakan hal itu menjelang kedatangan jenazah Mora dari AS, di Terminal Kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Menurut dia, meski keluarga saat ini dalam kesedihan dan suasana duka, tapi belum ada niat untuk menuntut, sebab proses pemulangan korban berjalan lancar tanpa ada kendala berarti. Penyebab kematian Mora itu memang tragis, dia ditembak rekannya yang juga mahasiswa satu universitas, namun Panjaitan mempertanyakan sistem keamanan kampus di tempat kuliah korban. Walau begitu, sampai saat ini pihak keluarga belum mengambil tindakan untuk menempuh upaya hukum terhadap pemerintah AS. Mora meninggal bersama 32 mahasiswa lainnya di Universitas Virginia Tech setelah ditembak Cho Seung Hui, seorang mahasiswa asal Korea Selatan pada 16 April 2007 lalu dan pelaku akhirnya menembak dirinya sendiri. Penembakan dilakukan Cho secara membabi buta dimulai dari asrama Kampus West Ambler Johnson Hill pukul 07.15 waktu setempat dan menewaskan seorang mahasiswi, kemudian dilanjutkan ke bagian lain di Nooris Hall dan sebanyak 31 orang meninggal, 15 mahasiswa lainnya berupaya menyelamatkan diri. Pemuda lajang kelahiran Magelang, Jateng, 26 April 1972, itu semula berupaya menghalangi tindakan Cho, tapi tidak berhasil malahan dia juga terkena timah panas hingga menghembuskan nafas terakhir. Sedangkan proses pemulangan jenazah dilakukan setelah adanya surat keterangan kematian dari Health Departement Blacksburg, Virginia. Mora dipulangkan menggunakan pesawat Singapura Airlines dari Bandara Newwark, New Jersey, AS, dengan nomor penerbangan SQ-21 menuju Singapura kemudian berpindah pesawat dengan penerbangan SQ- 0952 ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Keluarga korban telah menyambut kedatangan peti jenazah di rumah duka Kompleks Markas Komando AKABRI No.8 RT08/03 Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. (*)

Copyright © ANTARA 2007