Jakarta (ANTARA News) - Makan bukan sekedar kegiatan mengisi perut dan membuatnya kenyang, tetapi makan juga merupakan cara untuk menjaga kesehatan, membuat bahagia dan menghilangkan stres.

Masakan rumah yang diolah para ibu dan nenek, biasanya menjadi makanan yang paling dirindukan ketika keluarga besar berkumpul dan konon masing-masing keluarga memiliki citarasa yang khas untuk jenis-jenis masakan favoritnya.

Lucy Tung seorang perempuan muda yang sejak kecil mengaku dekat dengan seni kuliner, membagikan resep-resep andalan keluarga yang diwariskan dari kedua nenek dan kerabatnya dalam sebuah buku berjudul Album Resep Warisan Oma.

"saya senang makan dan senang menikmati olahan para oma, sehingga ingin berbagi resep mereka melalui buku ini," katanya pada acara demonstrasi memasak dan peluncuran bukunya di satu resto klasik di Bogor, Sabtu.

Resep-resep yang disajikan Lucy merupakan perpaduan citarasa yang diwariskan keluarga besarnya dari kota Jakarta dan Blora dan secara etnik mengangkat budaya kuliner dari Jawa, Manado, Eropa (Belanda) dan Tionghoa segaris dengan darah yang mengalir dari leluhurnya.

Terdapat 42 resep kudapan dan hidangan yang dimuat dalam buku setebal 120 halaman, terbitan PT.Gramedia Pustaka Utama sebagai karya pertama Lucy yang sehari-hari berprofesi sebagai seorang penerjemah.

Resep-resepnya dipengaruhi masakan China dan Belanda yang didapat dari kakek pihak ibu, seorang warga Jakarta keturunan China peranakan yang mengenyam pendidikan Belanda, sedangkan neneknya adalah seorang perempuan asal Manado.

Masakan dari dapur oma menurut Lucy banyak mendapat pengaruh makanan Belanda, misalnya memakai bahan dasar roti dan kentang, berbumbu susu, kismis, mentega. Frikadeller dan Hutspot merupakanan dua olahan yang sudah dikenalnya sejak kecil di meja makan keluarga.

Dari pihak ayah yang berasal dari Blora, Jawa Tengah, Lucy memperoleh warisan khasanah masakan Jawa dan banyak menggunakan bahan-bahan seperti rebung, tahu, kecap manis.

Pendapat yang mengatakan bahwa makanan bukan sekedar untuk menyambung hidup, rupanya selaras dengan gaya hidup keluarga besar dari pihak ayah Lucy.

Menurut penutuan sarjana ekonomi ini, keluarga ayahnya mengikuti gaya "Hidup untuk makan" dengan sepenuh semangat.

"Tiada hari tanpa makan enak," tutur Lucy.

Beruntung nenek dari keluarga ayahnya adalah perempuan yang pandai memasak dan gemar memanjakan lidah anak dan cucu melalui berbagai hidangan lezat yang diolah sendiri. Dari garis keluarga tersebut malahan beberapa orang sempat menggeluti bisnis di bidang jasa boga.

Lucy dengan bangga memperkenalkan resep frikadel buatan opanya yang menurutnya memiliki ukuran lebih besar dari yang biasa disajikan di restoran.

Keluarga tersebut menyimpan cerita, biasa memasak hidangan istimewa sekali sebulan dan berbelanja di Pasar Cikini, Jakarta sepulang dari beribadah di gereja.

Frikadel kentang-daging itu olahan kolaborasi nenek dan kakeknya.

"Opa menentukan bentuk dan ukuran lalu menggoreng dan oma yang membuat saus," tulisnya.

Frikadel ini merupakan paduan daging cincang dan kentang yang berbumbu lada, garam dan pala kemudian dipadatkan mirip burger dan digoreng. Penyajiannya dengan kentang rebus tumis bertabur seledri serta saus daging.

Ada kenangan lain yang diungkap Lucy melalui olahan Kakap ala Meuniere yaitu salah satu masakan yang disajikan khusus pada Tahun Baru, Natal atau ketika da keluarga yang berulang tahun.

Penyajiannya pun menarik, ikan kakap berukuran besar digoreng garing dan ditempatkan pada piring oval serta di hias dengan berbagai sayuran yang membuat santapan ini bagaikan olahan di restoran mewah.

"Aroma Belanda" juga kental pada resep-resep lain dari buku album resep warisan oma ini misalnya ada biskuit spekulas yang beraroma kayu manis, pala, cengkih dengan kenari cincang dan sukade. Kue dengan rasa manis gula merah ini menjadi teman minum teh dan kopi pada sore hari.

"Saya ingat kebiasaan oma Ella akan mencelupkan kue dengan hati-hati ke cangkir berisi teh atau kopi sebelum menyantapnya."

Keluarga ini juga menggemari masakan yang "polos" dengan bumbu sedikit misalnya sop ayam rebung, sayur oyong dan sop daging kisi, tetapi juga masakan kaya bumbu seperti rawon, pindang bandeng dan lapis daging atau steak hati.

Di kelompok kudapan ada bola-bola ubi goreng, panekuk, panada, kue cucur yang banyak digemari orang Jawa ataupun Manado, selain juga ada rondo royal itulah, tape singkong goreng tepung. Di Balik setiap resep terukir kisah dan kenangan yang dapat membawa pembaca kembali ke masa lalu.

Selain itu ada pula cerita-cerita lucu dan unik misalnya daun kucai sempat tertukar dengan rumput pada resep sambal kucai kegemaran, karena si oma salah petik tanaman kucai yang tumbuh bersama rerumputan.

Keluarga tersebut bahkan juga mewariskan cara membuat ayam isi (Gevulde kip) yang di Jawa Timur sering disebut sebagai ayam kodok.

Setelah bukunya terbit. Lucy berniat melakukan banyak demonstrasi memasak dari resep-resep klasik tersebut dan menggandeng seorng sepupunya yang juga terjun ke seni boga khususnya sebagai pembuat aneka kue.

Pada peluncuran buku tersebut Lucy memperagakan pembuatan kue panada, masakan lapis daging sapi dan salad Huzarensla dalam acara kelas masak yang diikuti sekitar 30 orang tamu.

"Saya ingin berbagi dengan pembaca mengenai kenikmatan memasak dan menyantap hidangan," katanya.

Oleh Maria D Adriana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016