Jember (ANTARA News) - Tim Penjinak bom Gegana Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur membantu melakukan sterilisasi sejumlah gereja menjelang perayaan Hari Natal 2016 di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.

"Ada satu regu tim Jibom dari Gegana Polda Jatim yang terdiri dari delapan personel yang diterjunkan untuk melakukan srerilisasi sejumlah gereja di Jember," kata Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo di Jember.

Menurutnya penyisiran dan sterilisasi gereja dilakukan untuk memastikan tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti aksi teror bom dalam perayaan Natal di wilayah setempat.

"Personel Polres Jember dibantu dengan Gegana Polda Jatim menyisir satu persatu gereja yang diantara nya Gereja Santo Yusuf dan Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) di Jalan PB Sudirman dengan menggunakan pendeteksi logam ke seluruh ruangan yang akan digunakan untuk Misa Natal," tuturnya.

Tidak hanya itu, semua jemaat yang datang ke gereja juga akan diperiksa, seperti tas bawaan atau jenis barang bawaan lainnya dengan menggunakan alat pendeteksi logam, sehingga diharapkan ibadah umat Kristiani dapat berjalan lancar dan tidak ada gangguan.

Setelah dinyatakan steril, lanjut dia, gereja akan dikunci dan kunci akan diserahkan kepada petugas sampai dilaksanakan kegiatan ibadah Natal.

"Untuk pengamanan masing-masing gereja mulai hari ini akan dijaga oleh 15 personel kepolisian dan jumlah personel itu akan disesuaikan dengan banyak atau sedikitnya jemaat yang datang di gereja tersebut," katanya.

Pengamanan selama perayaan Natal di gereja akan diterapkan dengan dua pola pengamanan, yakni pola pengamanan terbuka dan pola pengamanan tertutup yakni pengamanan terbuka dilakukan oleh anggota polisi yang berpakaian seragam, sedangkan pengamanan tertutup dilakukan petugas Satuan Intelkam dengan menggunakan pakaian sipil.

Sementara Pastor Paroki Gereja Santo Yusuf Hendri Paroki mengatakan pihaknya sudah melakukan pengamanan gereja secara ekstra yakni mengintefsifkan pengamanan internal, mulai dari menambah jumlah tenaga satpam hingga mengimbau jemaat untuk tidak bawa tas ransel yang bisa mempersulit pengamanan.

"Kami juga mengimbau jemaat untuk saling mengenal satu sama lain dan apabila ada orang asing, maka pihak gereja akan meminta keterangan orang tersebut berasal dari mana," tuturnya.

Ia mengatakan pada saat Natal sebenarnya gereja harus terbuka untuk umum dan siapa saja yang ingin beribadah, namun pihaknya harus lebih berhati-hati dengan situasi dan kondisi keamanan saat ini.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016