Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo memerintahkan pelaksanaan pemeriksaan ulang kondisi kesehatan Kapten Pilot Citilink QG800 jurusan Surabaya-Jakarta, yang suaranya tidak jelas saat menyampaikan pengumuman sehingga penumpang menduga dia dalam mabuk.

Karena penumpang mengeluh, pukul 06.35 WIB Kapten Pilot yang bernama Tekad Purna itu kemudian diperiksa di klinik Graha Angkasa Pura I dan hasilnya menunjukkan dia tidak mengonsumsi alkohol atau obat-obatan.

"Kapten Pilot bernama Tekad Purna tersebut harus melakukan medical check-up (pemeriksaan kesehatan) ke kantor Kesehatan Penerbangan hari ini juga," kata Suprasetyo di Jakarta, Rabu.

Suprasetyo menegaskan bahwa tidak ada toleransi dalam hal keselamatan dan keamanan penerbangan, segala sesuatu yang berpotensi mengganggu keselamatan dan keamanan penerbangan harus dicegah sedini mungkin.

Ia juga mengingatkan bahwa kalau dari hasil tes kesehatan ternyata hasilnya negatif, maka nama baik pilot tersebut harus dipulihkan.

Menurut informasi yang disampaikan oleh manajemen Citilink kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara, pesawat Citilink QG800 dijadwalkan berangkat pukul 05.15 WIB dari Bandara Juanda (Surabaya) menuju Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta).

Semula Kapten Pilot Tekad Purna bersama Kopilot Bayu Segara ditugasi menerbangkan  pesawat Airbus A320 berpenumpang 152 orang dewasa, sembilan anak-anak dan dua bayi itu.

Pukul 05.09 WIB, pilot tiba di flight operations atau Flops dan langsung menuju ke pesawat dan masuk ke kokpit, tempat dia kemudian menyampaikan pengumuman ke kabin dengan suara kurang jelas sehingga penumpang yang khawatir meminta pilotnya diganti.

Akibat kejadian itu, pukul 05.30 WIB seluruh penumpang turun dari pesawat dan Flops Citilink memutuskan mengganti Kapten Pilot dengan Kapten Wahana Agus.

Seluruh penumpang kemudian diminta kembali naik ke pesawat dan sembilan penumpang memutuskan membatalkan penerbangan. Pukul 06.20 WIB, pesawat QG 800 diberangkatkan.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016