Banda Aceh (ANTARA News) - Titik api (hotspot) yang berada di kawasan hutan di Provinsi Aceh pada 2006 berjumlah 1.163 titik atau meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2005 yang berjumlah 518 titik. Manager Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh, Dewa Gumay, di Banda Aceh, Jumat, mengemukakan bahwa titik api tersebut disebabkan oleh pembukaan lahan yang dilakukan masyarakat maupun pengusaha. Dia mengatakan, hal yang sering terjadi ketika musim kering atau kemarau, seperti di kawasan Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, adalah selalu terbakar ketika musim kering. Peningkatan titik api tersebut, menurut dia, merupakan hasil yang diperoleh dari pemantauan satelit "National Oseanic and Atmospheric Administration" (NOAA), dan asalnya dari konsensi Hak Pengusaha Hutan (HPH), Hutan Tanaman Industri (HTI), serta perkebunan besar. Untuk tahun 2006, konsensi HPH merupakan penyumbang titik api terbesar, yang kemudian disusul konsensi HTI dan perkebunan besar. Pada tahun 2006 merupakan tahun bencana bagi masyarakat dan lingkungan hidup, karena ekosistem hutan mengalami gangguan, sehingga memicu terjadinya banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan kerugian material dan korban jiwa. Laju pengurangan luas hutan akibat defortasi yang mencapai kurang lebih 20.796 ha pertahunnya, yang disebabkan oleh maraknya aktivitas illegal loging. Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) merupakan salah satu kawasan hutan yang masih tersisa di Indonesia dengan fungsi ekologis yang sangat mendukung kehidupan lebih dari empat juta jiwa masyarakat yang hidup di sekitarnya. Aceh terbagi menjadi tiga region ekosistem yang membentang dari utara ke selatan, yaitu kawasan ekosistem Seulawah, ekosistem Burni Telong dan ekosistem Leuser. Ketiga ekosistem tersebut sangat mempengaruhi wilayah sekitarnya. Kerusakan ekosistem Seulawah akan mempengaruhi wilayah Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie dan Kabupaten Aceh Jaya. Kerusakan ekosistem Burni Telong akan berdampak pada wilayah Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Barat dan Kabupaten Nagan Raya. Sedangkan, kerusakan ekosistem Leuser akan mempengaruhi wilayah Aceh Tenggara, Gayo Luwes, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Selatan, Aceh Singkil dan Kabupaten Aceh Barat Daya. Untuk Indonesia, penyebaran titik api yang berada di Kalimantan dan diikuti Aceh. Untuk titik api di Aceh yang sering menunjukkan aktivitas kebakaran hutan berada di KEL wilayah Aceh Tenggara dan KEL wilayah Aceh Besar, demikian Dewa Gumay. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007