Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) merencanakan impor elpiji sebesar 3-4 juta ton mulai 2010 guna memenuhi kebutuhan bahan bakar tersebut di dalam negeri. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal di Jakarta, Jumat mengatakan, pada tahun 2010, kebutuhan elpiji mencapai 5-6 juta ton, sementara produksi dalam negeri hanya dua juta ton. "Sebanyak 3-4 juta ton sisanya akan diimpor. Tapi, kami lihat juga, kalau produksi dalam negeri bertambah, maka volume impornya diturunkan," ujarnya. Menurut dia, pihaknya telah menandatangani kesepakatan dengan sejumlah perusahaan untuk pengadaan impor elpiji tersebut. Di antaranya, Pertamina telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan Itochu Corporation di Tokyo, Jepang dengan komitmen impor sebesar 1,5-2 juta ton per tahun. "Itochu itu telah ditunjuk sejumlah negara di kawasan Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Qatar, dan Arab Saudi sebagai agen penjual elpiji," katanya. Meski lewat Itochu, lanjut Faisal, harga elpiji tetap memakai harga pasar dan kontrak dengan negara produsen elpiji, sehingga harga dijamin tidak akan lebih mahal dibandingkan kalau membeli langsung ke Timur Tengah. Selain Itochu, Pertamina juga menjajagi impor dari Australia atau Thailand. "Kami sedang mendekati perusahaan yang bisa memasok elpiji di dua negara itu," katanya. Mengenai tender kompor elpiji, Faisal mengatakan, hingga saat ini, prosesnya masih berlangsung. "Saat ini, sudah ada 17 peserta tender. Nanti, kami akan lihat siapa saja yang memang mampu memasok kebutuhan kompor sebanyak 5,2 juta unit tahun ini," katanya. Pertamina menargetkan pada pekan depan sudah ada pemenang tendernya dan kuota kompor masing-masing perusahaan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007