Jakarta (ANTARA News) - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bukit Asam (PTBA) di Jakarta, Jumat, memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp105,39 per saham dari laba perseroan pada tahun buku 2006. "Dividen tersebut lebih besar dibandingkan tahun buku 2005 yakni sebesar Rp101,35 per saham. Sisa dari laba bersih 2006 sebesar Rp223,361 miliar akan digunakan sebagai dana cadangan untuk pengembangan perseroan, dan Rp5,76 miliar ditetapkan sebagai dana cadangan umum," kata Direktur PTBA, Milawarma, di Jakarta, Jumat. Milawarma menjelaskan, jumlah dividen yang dibagikan merupakan 50 persen dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2006 yakni sebesar Rp485,67 miliar. Ia mengatakan, total pendapatan perseroan pada 2006 mencapai sebesar Rp3,53 triliun atau naik 18 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan ini diperoleh dari penjualan batubara sebanyak 9,92 juta ton. "Angka penjualan ini ditopang juga dari pembelian batubara oleh PTBA dari perusahaan lain yang berlokasi di Kalimantan dan Sumatera," katanya. Sementara itu pada triwulan pertama 2007, PTBA mencetak laba bersih (unaudited) sebesar Rp198,75 miliar atau naik 185 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Pada periode sama penjualan PTBA mencapai sebesar Rp 957,44 miliar atau naik 32 persen. "Sampai akhir 2007, perseroan menargetkan penjualan sebesar Rp4,1 triliun atau setara dengan penjualan batubara sebanyak 11 juta ton. Kami optimis target itu tercapai, mengingat perseroan telah membentuk anak perusahaan PT Bukit Asam Prima (BAP) yang bergerak di bidang trader batubara di Sumatera dan Kalimantan," paparnya. Dia menambahkan, pada Maret 2007 perseroan telah menandatangani MoU dengan PT PGN untuk mengelola "coal bed methane" (gas metane yang dihasilkan dari batubara). Diharapkan melalui kerjasama itu, PTBA dapat menyalurkan gas ke pula Jawa melalui pipanisasi PGN. PTBA juga melakukan kerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia untuk membangun rel ganda dari Tanjung Enim ke Tarahan dengan kapasitas angkut batubara sebanyak 20 juta ton per tahun. "Saat ini proyek tersebut dalam tahap pra studi kelayakan dan berlanjut ke tahap 'bankable study'," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007