Jakarta (ANTARA News) - Dewan Olimpiade Asia (OCA) menekankan pengutamaan kualitas dan keamanan tempat penyelenggaraan atau "venue" di Jakarta yang akan digunakan dalam gelaran Asian Games 2018 sehingga penyelesaian pengerjaanya tidak perlu terlalu terburu-buru.

"Saya merekomendasikan kepada semua pihak yang terlibat agar semua venue dibangun tepat waktu, tak perlu terburu-buru untuk jadi lebih cepat selesai karena jika diminta ini semua diselesaikan cepat, kualitasnya akan kurang. Kualitas dan keamanan lebih penting daripada waktu dan berguna untuk masa mendatang setelah Asian Games 2018," kata Wakil Presiden Kehormatan OCA Wei Jizhong di sela kunjungannya ke dua venue Asian Games 2018, Jakarta, Senin.

Inspeksi yang merupakan bagian dari kunjungan para anggota OCA pada 4-6 Maret 2017 ini dilakukan ke venue balap sepeda dan ekuestrian selepas peninjauan ke kompleks olahraga Jakabaring Palembang dan Gelora Bung Karno Jakarta.

Di venue balap sepeda, Direktur Utama PT Jakarta Properindo Satya Heragandhi yang menangani langsung venue balap sepeda di Velodrome Rawamangun menyebut lintasan sepeda direncanakan menggunakan kayu dari Siberia.

"Terkait dengan rekomendasinya untuk memperhatikan jalur lintasan, kelembaban venue dan temperatur dalam venue, kami sudah mempersiapkan langkah-langkah seperti penggunaan kayu dari Siberia untuk lintasan dan pengerjaan venue dipercayakan pada kontraktor ES Global yang sudah membangun (lintasan balap sepeda) di London, Rio, dan Queensland. Mereka yang lebih tahu mana kayu yang cocok," kata Satya.

Dia juga menyebutkan akan ada kunjungan khusus bersama federasi sepeda Indonesia (PB ISSI) untuk melakukan penilaian mengenai jenis kayu yang dipakai.

"Kira-kira akhir bulan ini akan dilakukan kunjungan khusus bersama PB ISSI untuk lakukan penilaian jenis kayu dan perlu pula kami melakukan verifikasi hal lainnya," katanya.

Pihak kontraktor menyebutkan proses pembangunan venue balap sepeda yang akan dinamakan Jakarta International Velodrome tersebut baru berjalan 20 persen atau lebih cepat 10 persen dari yang direncanakan.

Di venue ekuestrian (berkuda) di Pulomas Jakart Timur yang menjadi tujuan kedua inspeksi, tampak pengerjaan selama ini belum bisa menunjukan hasil yang menyerupai model maket yang dipajang di sana dengan lapangan pertandingan masih berupa tanah lapang dan tribun utama masih berupa bangunan lama namun tanpa atap.

Kendati demikian, CEO PT Pulomas Jaya Bambang Mursalin menyatakan proses pengerjaan di sana masih sesuai jadwal yang ada.

"Pulomas yang memiliki jarak dari airport (Soekarno Hatta) 39 km yang bisa ditempuh selama 45 menit dengan kapasitas Sampai 1.000 penonton, saat ini presentase pengerjaannya sudah 20 persen ini masih on schedule, pasalnya sebelum jadi equestrian ini mau dijadikan venue balap kuda jadi memang pengerjaannya terakhir," ujar Bambang.

Setelah melihat kedua venue yang akan digunakan dalam Asian Games 2018 hari ini, Wei Jizhong menilai memang ada perbedaan antara keduanya dan juga kompleks olahraga Jakabaring dan GBK.

"Saya pikir perkembangannya di kedua venue ini berbeda dari renovasi GBK. Ya, saya optimistis dapat selesai tepat waktu yang terpenting jangan kesampingkan kualitas venue-nya, sehingga bisa bermanfaat bagi atlet-atlet nasional dan menjadi warisan olahraga Indonesia," ucapnya.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017