Yogyakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua MPR Amien Rais menilai reshuffle (perombakan) kabinet kali ini semakin membuktikan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah tokoh yang ingin menyenangkan semua pihak, tidak mau mengambil risiko dan super hati-hati. "Tokoh seperti ini justru akan menjadi pemimpin yang maju mundur, bimbang, ragu dan tidak akan pernah menjadi risk taking leader," katanya usai meresmikan SD Muhammadiyah Kadisoro II Gilangharjo, Pandak, Bantul, Sabtu. Jika Presiden Yudhoyono ingin menyenangkan atau memuaskan semua pihak, sesungguhnya yang bakal terjadi adalah semua orang tidak akan terpuaskan. "Yang terjadi justru negativisme," kata Amien yang dikenal pula sebagai salah seorang tokoh reformasi. Mestinya, kata dia, seorang pemimpin harus berani mengambil risiko. Tindakan ini memang tidak akan populer, tetapi hasilnya akan lebih bagus. Menurut Amien, reshuffle seperti apapun tidak akan banyak manfaatnya jika model kepemimpinan yang terlihat adalah kegamangan, ragu, maju mundur dan tidak bisa membedakan mana yang pokok dan mana yang tidak terlalu pokok. "Yang pokok itu adalah masalah rakyat kecil seperti pengangguran, kemiskinan, kesehatan dan infrastruktur," katanya. Namun nampaknya yang dipikirkan sekarang justru kepentingan konglomerat dan korporasi asing. Jadi, apa yang dilakukan pemerintah saat ini sudah terbalik. Amien berharap reshuffle kabinet tidak usah diperdebatkan. Hanya, Presiden Yudhoyono perlu membuktikan bahwa mulai 2007 dia bisa bertindak tegas dan benar-benar akan melakukan tindakan konkret, sesuai dengan janji Presiden Yudhoyono pada awal 2007, dan sekarang sudah bulan kelima, Mei, tetapi realisasinya baru sebatas `akan`. "Hanya akan dan hanya akan. Kalau seperti ini terus dilanjutkan, maka negara ini menjadi Republik Akan Indonesia," kata Amien.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007