Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia tengah menjajaki melakukan investasi untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit di Tanzania. Menteri Pertanian Anton Apriyantono, di Jakarta, Selasa, menyatakan ketika dirinya berkunjung ke negara di Afrika itu beberapa waktu lalu pemerintahnya menawarkan Indonesia untuk berinvestasi di sektor perkebunan kelapa sawit. "Di jaman global ini kita tidak bisa hanya bermain di dalam negeri. Kita bisa melakukan pengembangan perkebunan di negara lain," katanya. Dia menyatakan Tanzania memiliki lahan perkebunan kelapa sawit yang sangat luas, yakni mencapai 59 juta hektar (ha). Selain itu iklimnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia, sehingga layak dipertimbangkan untuk investasi. Saat ini, tambahnya, produktivitas perkebunan kelapa sawit di Tanzania sebesar 6 ton per ha, sehingga peluang investasi sawit di negara tersebut sangat besar. Anton menyatakan pihaknya akan segera mengirim tim ahli dari Departemen Pertanian serta dari kalangan swasata untuk ke Tanzania guna mengkaji peluang investasi di sektor perkebunan kelapa sawit. Menurut dia, permintaan dunia terhadap minyak sawit akan semakin meningkat, sehingga pasokannya tidak hanya dari produksi dalam negeri, namun juga dari negara Afrika yang mana Indonesia memiliki saham di dalamnya. Saat ini pasokan minyak sawit di pasar dunia 80 persen di antaranya masih dari Indonesia dan Malaysia, sementara 20 persen sisanya dari produsen lain, seperti Thailand atau India. Pengembangan perkebunan kelapa sawit hingga ke negara lain , menurut Mentan, juga di lakukan Malaysia yang hingga kini masih menjadi produsen sawit terbesar di dunia. "Malaysia juga melakukan investasi pengembangan kebun-kebun kelapa sawit di Indonesia," katanya. Menurut Data Departemen Pertanian, saat ini produksi CPO nasional per tahun mencapai 16 juta ton, dengan keperluan ekspor mencapai 12 juta ton. (*)

Copyright © ANTARA 2007