Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR, Ahmad Sahroni meminta Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk segera menangkap pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.

"Saya sebagai Anggota Komisi III meminta Kapolri dan Kepala BIN untuk menangkap pelaku penyerangan kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan," tegas politisi NasDem ini, di Jakarta, Selasa.

Sahroni menekankan kasus ini harus cepat terungkap karena sangat rentan dengan kemungkinan keterkaitan atas kasus yang ditangani Novel di KPK.

Seperti diberitakan, Novel adalah salah satu penyidik andalan KPK untuk penanganan kasus-kasus besar. Bahkan Sahroni mengungkapkan koordinasi Polri dengan BIN harus dilakukan bila dianggap perlu dalam pengungkapan kasus ini.

"Novel sedang melakukan penyelidikan kasus-kasus besar. Maka Polri dan BIN harus tangkap pelaku intelektual nya dengan segera agar kasus ini terang benderang," jelasnya.

Anggota DPR dari daerah pemilihan Jakarta Utara ini, meyakini Polri mampu menangkap pelaku penyiraman air keras terhadap Anies Baswedan. Hal itu mengingat kemampuan Polri dalam pengungkapan berbagai kasus besar telah teruji, bahkan dalam hal pemberantasan terorisme.

"Urusan teroris, Polri ahlinya. Maka urusan (penyiraman air keras) Novel Baswedan saya yakin Kapolri bisa tangkap pelakunya dengan cepat," kata Sahroni.

Novel diserang dua orang berboncengan motor sekitar pukul 05.10 WIB saat berjalan kaki menuju rumah setelah menunaikan salat subuh di Masjid Al Ihsan, Kelurahan Pesanggrahan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Akibat serangan dengan siraman air keras tersebut, Novel menderita luka di wajah dan kini dirawat di RS Mitra Keluarga.

"Benar Novel Baswedan disiram air keras, untuk sementara masih dalam perawatan," kata adik Novel, Taufik Baswedan saat dikonfirmasi oleh Antara di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan pelaku menyiramkan air keras ke Novel dari sepeda motornya saat Novel menengok ke belakang dan mengenai wajah Novel. Novel adalah penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan e-KTP.

Kapolres Jakarta Utara Kombes Dwiyono mengatakan pihaknya masih mendalami kasus ini. Pun demikian dengan keterkaitan peristiwa ini dengan kasus e-KTP yang ditangani Novel, Kombes Dwiyono meminta masyarakat tak menduga-duga.

(T.S037/J003)

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017