Manila (ANTARA News) - Pemungutan suara dimulai Senin di Filipina, di tengah pengamanan ketat dalam pemilihan umum (pemilu) sela yang sempat dinodai oleh pertumpahan darah dan kerusuhan. Tempat pemungutan suara dibuka pukul 07:00 waktu setempat (06:00 WIB) bagi sebanyak 45 juta orang yang memenuhi syarat untuk memberi suara mereka. Presiden Filipina, Gloria Arroyo, berharap dapat mempertahankan mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat dan meraih sebagian besar dari 12 kursi yang diperebutkan di Senat, yang memiliki 24 anggota, guna menjamin kelancaran tiga tahun terakhir masa pemerintahannya. "Bagi kami ini lebih penting dibandingkan yang lain. Apa pun hasil dari pemilihan umum ini akan memulihkan kepercayaan rakyat yang mulai terkikis" menyusul tuduhan kecurangan dalam pemungutan suara selama pemilihan umum 2004, kata Henrietta de Villa, pemimpin organisasi "Parish Pastoral Council for Responsible Voting" De Villa mengatakan pemilihan umum tersebut adalah "proses bagi 2010". Ia merujuk kepada pemilihan presiden yang akan memilih pengganti Presiden Gloria Macapagal-Arroyo. "Kami benar-benar harus menyatukan tindakan kami," katanya kepada wartawan. Ia mendesak rakyat Filipina agar waspada. Isagani Cruz, seorang mantan hakim Mahkamah Agung yang menulis kolom di Philippine Daily Inquirer, sependapat. Ia menegaskan bahwa Arroyo adalah "masalah utama yang akan diputuskan pemilih" dalam pemilihan umum sela tersebut. "Meskipun ia sendiri (Arroyo) bukan seorang calon, hasil pemungutan suara (pekan ini) akan menjani penilaian mengenai apakah kepemimpinan politiknya mesti dilanjutkan," kata Cruz. Jajak pendapat paling akhir telah menunjukkan bahwa banyak senator anti-Arroyo telah bertaruh akan menang dalam pemilihan saat ini. Angket tersebut, yang dilakukan oleh perusahaan Social Weather Stations, meramalkan enam dari 12 kursi yang diperebutkan akan diraih oleh oposisi, empat oleh pemerintah dan dua mengalir ke calon independen. Cruz mengatakan tentu saja para calon Arroyo akan membuntuti anggota oposisi, sehingga "memaksa pembuat kebijakan dalam pemerintah melancarkan taktik kotor". Arroyo telah lolos dari dua upaya oposisi untuk memakzulkan (impeach) dia karena anggota Kongres Filipina yang pro-Arroyo memberi suara menentang tindakan itu, demikian laporan sejumlah kantor berita transnasional. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007