Dili (ANTARA News) - Pemimpin pemberontak Timor Leste yang jadi buronan, Mayor Alfredo Reinado, yang lolos dari pengejaran pasukan internasional menyetujui sebagian besar syarat-syarat bagi penyerahannya. Reinado, yang dikecam karena perannya dalam kerusuhan berdarah tahun lalu di negara yang rusuh itu, menginginkan penghentian secara tetap operasi-operasi militer terhadap dia dan para pengikut yang setia padanya, kata pengacaranya, Kamis. "Klien kami siap menyerahkan senjata-senjatanya dan menghadapi pemeriksaan pengadilan tapi operasi-operasi militer dan polisi terhadapnya harus dihentikan," kata Benevides Barros Correla kepada AFP. "Dialog harus dimulai secepat mungin," tambahnya. Reinado mengutarakan rincian tentang penyerahan ini dalam sepucuk surat lainnya kepada Presiden Xanana Gusmao yang telah berhubungan surat menyurat dengan buronan itu dalam usaha untuk menjamin penyerahannya tanpa pertumpahan darah. "Penghentian sementara operasi-operasi (militer) harus diubah menjadi penuh," katanya dalam surat kepada Xanana yang diperoleh AFP. Ia juga mengatakan ia menyetujui satu saran untuk mengizinkan Uskup Dili Alberto Ricardo da Silva menengahi dengan wewenang pada langkah-langkah akhir untuk menyerah. Tidak jelas apa yang akan terjadi setelah ia menyerah, kendatipun ia mengatakan ia ingin menghadapi "peradilan". Reinado melarikan diri sejak pasukan yang dipimpin Australia menyerang tempat persembunyiannya di gunung Maret lalu. Lima pendukung bersenjatanya tewas dalam operasi yang gagal itu, yang memicu protes para pendukungnya. Ia sebelumnya antara lain dipersalahkan atas kerusuhan tahun lalu, setelah ia dan 600 tentara lain meninggalkan tugas militer karena mengaku mereka didiskriminasi. Tentara-tentara itu dipecat oleh perdana menteri waktu itu, yang memicu pertempuran antara faksi-faksi militer yang meluas pada aksi kekerasan geng. Paling tidak 37 orang tewas , 150.000 orang lainnya mengungsi dan pasukan perdamaian yang dipimpin Australia dikirim untuk memulihkan keamanan. Pemerintah menyetujui pengejaran itu Februari lalu setelah Reinado menyerang beberapa pos depan polisi dan membawa lari senjata-senjata.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007