Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa investasi perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat bidang industri manufaktur di Indonesia masih terbilang kecil, bahkan empat hingga lima tahun ke depan kemungkinan hanya akan ada ekspansi.

"Amerika Serikat bukan Top 10 investor bidang manufaktur di Indonesia, investasinya terbilang tidak besar," kata Airlangga saat  menggelar pertemuan dengan Dewan Bisnis AS-ASEAN di Jakarta, Kamis.

Pada kesempatan yang sama, Sekjen Kemenperin Haris Munandar menyampaikan, bahwa terdapat beberapa alasan industri asal Negeri Paman Sam hanya akan berekspansi beberapa tahun ke depan di Indonesia.

"Alasannya bukan sepenuhnya karena kondisi di Indonesia, tapi karena di Amerika sendiri Presiden Donald Trump mengimbau agar terus menciptakan lapangan kerja," kata Haris.

Penciptaan lapangan kerja, lanjut Haris, salah satunya tentu dilakukan dengan menanamkan investasi baru di berbagai wilayah oleh para investor asal Amerika sendiri.

Sehingga, beberapa investor AS yang berencana menanamkan investasinya di berbagai negara, termasuk Indonesia, akan beralih rencana dan berinvestasi di negaranya sendiri.

"Jadi, mereka ada yang memindahkan bisnisnya dari luar ke Amerika, atau juga melanjutkan ekspansi di Amerika," ungkap Haris.

Menurut data Kemenperin, nilai investasi Amerika di Indonesia pada 2016 mencapai 61 juta dollar AS, lebih rendah dari 2015 yakni sebesar 83 juta dollar AS dan 2014 sebesar 97 juta dollar AS.

Adapun selama lima tahun terakhir, investor AS banyak menanamkan investasinya  di sektor kendaraan bermotor, makanan dan minuman, serta kimia dan farmasi.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017