Bekasi (ANTARA News) - Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Bekasi Anim Imamudin mensinyalir bahwa operasional 800 koperasi di wilayahnya mulai disusupi kalangan rentenir berkedok koperasi.

"Dari 800 koperasi di Kota Bekasi, 50 persen di antaranya sudah tidak aktif, bahkan dari sekitar 400 yang aktif ada yang berkedok sebagai rentenir," katanya di Bekasi, Senin.

Hal itu dikatakannya setelah menghadiri jalannya upacara perayaan Hari Koperasi 2017 di Lapangan Alun-Alun Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Menurut dia, koperasi yang dikategorikan aktif, sebagiannya masih menggelar rapat anggota tahunan yang rutin mereka selenggarakan.

Sementara koperasi yang tidak aktif, kata dia, mayoritasnya sudah tidak memiliki papan nama alias fiktif dan banyak disusupi kepentingan lain, salah satunya rentenir.

"Dari yang tersisa sekarang banyak yang tidak punya nama atau bisa jadi mereka adalah rentenir yang berkedok keporasi," katanya.

Pihaknya dalam waktu dekat akan meminta Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bekasi untuk memverifikasi ulang aktivitas koperasi di wilayah itu.

"Dalam waktu dekat akan kita data ulang, bila positif rentenir kita hapus," katanya.

Dikatakan Anim, ratusan koperasi yang bangkrut di wilayah itu mayoritasnya disebabkan kelemahan pada sisi manajemen dan modal.

Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu mengatakan, pihaknya tengah berupaya menyelamatkan pengusaha koperasi yang kini nyaris bangkrut dengan bantuan dana pinjaman modal dari Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Kota Bekasi.

"Kalau modal akan dibantu lewat BPRS sebagai BUMD Kota Bekasi yang fokus menangani permodalan usaha," katanya.

Selain melakukan pembinaan koperasi, pihaknya akan mengarahkan usaha mereka pada layanan online dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

"Ini adalah langkah kita meningkatkan kapasitas usaha menuju Indonesia Digital Energy of Asia pada 2020," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017