Magelang (ANTARA News) - Ratusan seniman dari enam negara mementaskan sendratari bertajuk "Imaging Buddha" untuk menghibur masyarakat sekitar Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Pementasan sendratari yang diselenggarakan dalam rangkaian memeriahkan perayaan Waisak 2551 ini berlangsung di Taman Lumbini, sebelah timur kaki Candi Borobudur, di Magelang, Sabtu (2/6) malam. Terlihat berada di tengah-tengah masyarakat, antara lain Direktur Kesenian Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Suryo Yudo, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Siti Hartati Murdaya, dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Walubi Jawa Tengah, David Hermanjaya. "Imaging Buddha" bercerita tentang sejarah perjalanan hidup Sidharta Gautama hingga mencapai tingkat kesempurnaan menjadi Bodhisatva. Seniman enam negara yang mementaskan sendratari secara megah dengan dukungan permainan lampu sorot dan latar belakang Candi Borobudur itu berasal dari Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar, Indonesia, dan Vietnam. Sendratari itu terdiri atas enam episode, yakni kelahiran Sidharta (seniman Thailand), kehidupan mewah Sidharta di Kerajaan Kapilawastu (Kamboja), Sidharta melihat penderitaan masyarakat (Laos), meditasi Sidharta (Myanmar), Sidharta menjadi Buddha (Indonesia), dan Sidharta mangkat untuk berada di nirwana (Vietnam). Pada kesempatan lain Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, mengatakan bahwa pementasan sendratari "Imaging Buddha" dilakukan enam negara yang memiliki kesamaan jejak peradaban. "Ini dalam rangka program 'Trail of Civilization'. Jejak-jejak peradaban ini gagasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bagaimana mengemas enam negara dijadikan satu klaser, gunungan pariwisata yang bernuansa Buddha," katanya. Ia menjelaskan paket wisata enam negara sedang dikembangkan supaya masyarakat dari negara-negara itu bisa mendapatkan kemudahan dalam melakukan kunjungan. Jero Wacik mencontohkan orang Indonesia bisa ke Vietnam, ke Ankor Wat, sedangkan orang Vietnam dan Thailand berkunjung ke Indonesia. "Sambil berkunjung seraya melakukan doa-doa di tempat-tempat yang ingin mereka berdoa," katanya. Ia mengatakan bahwa masyarakat Jepang, Korea, India, dan China juga banyak yang memeluk Buddha, sehingga ingin juga berkunjung ke tempat-tempat yang memiliki jejak-jejak peradaban Buddha. "Inilah wisata ziarah, wisata sejarah, wisata agama," katanya, usai meresmikan Borobudur "Golf and Country Club" di kompleks Akademi Militer Kota Magelang, Sabtu. (*)

Copyright © ANTARA 2007