Bandung (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan status siaga darurat kekeringan untuk delapan kota/kabupaten di daerah itu pada musim kemarau ini.

"Kekeringan ini diperkirakan akan berakhir pada akhir September 2017 sehubungan dimulainya musim hujan kembali," kata Gubernur Jabar Ahmad Heryawan kepada wartawan di Bandung, Rabu.

Ia menyebutkan, daerah yang berstatus siaga darurat bencana kekeringan yakni Kota Tasikmalaya dan Banjar, selanjutnya Kabupaten Ciamis, Indramayu, Cianjur, Karawang, Kuningan, dan Kabupaten Sukabumi.

Menurut Gubernur, musim kemarau yang berdampak kekeringan itu tidak terlalu parah dibandingkan dengan kemarau pada dua tahun sebelumnya.

"Kekeringan di Jabar ini termasuk kemarau biasa, ada daerah yang sudah lebih dari 60 hari tidak hujan, ada yang kurang dari 60 hari," kata Gubernur yang akrab disapa Aher itu.

Ia menyampaikan, Pemerintah Provinsi Jabar dengan pemerintah pusat serta kota/kabupaten melakukan upaya untuk mengantisipasi bencana kekeringan agar tidak terus meluas dan parah terhadap pertanian maupun kebutuhan air bersih masyarakat.

Upaya penanggulangan kekeringan pada lahan pertanian, kata Aher, dengan memberikan bantuan pompa air untuk digunakan petani menarik air dari sungai ke lahan pertanian, sedangkan antisipasi krisis air bersih dilakukan dengan membuat sumur maupun pendistribusian air PDAM.

"Bekerja sama juga dengan PDAM setempat, kita salurkan bantuan air bersih kepada masyarakat, atau kita bantu dengan membuat sumur dan mengalirkan air dari mata air ke permukiman warga," katanya.

Ia menyampaikan, dampak kekeringan itu seluas 139 hektare sawah gagal panen, 135 hekatare di antaranya berada di Indramayu, sedangkan sisanya tersebar di kabupaten dan kota lain.

Menurut dia, gagal panen di musim kemarau tahun ini tidak berdampak besar pada produksi beras di Jabar, dibandingkan dengan dua tahun yang lalu.

"Puso ini tidak berdampak signifikan terhadap persediaan beras di Jabar, dampak kekeringan tahun ini jauh lebih ringan dari dua tahun lalu," katanya.

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017