Sidoarjo (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) merencanakan menceburkan alat sensor/sonar di pusat semburan lumpur. Alat ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi terakhir bawah permukaan pusat semburan lumpur Lapindo. Deputi Operasi BPLS Sofyan Hadi saat ditemui di lokasi pusat semburan lumpur Porong, Sidoarjo, Rabu, mengemukakan, penceburan alat ini sangat penting untuk membantu tim BPLS dalam mengambil langkah selanjutnya. Untuk itu, pihaknya sangat memerlukan informasi terkini mengenai bawah permukaan semburan lumpur. Menurut rencana, alat ini diceburkan ke pusat semburan lumpur pekan depan. Saat ini alat yang dirancang masih dalam tahap evaluasi ulang dan finishing. Apabila alat ini dapat bekerja seperti yang diharapkan, maka hasilnya akan menjadi dasar penentuan langkah/metode baru apa yang akan digunakan untuk menghentikan semburan Lumpur. Dia menuturkan, BPLS perlu mengetahui informasi terkini kondisi di bawah permukaan kolam pusat semburan lumpur. Beberapa informasi yang dibutuhkan itu, meliputi konfigurasi bawah tanah pusat semburan, suhu udara serta tekanannya. Dalam pembuatan dan uji coba alat ini, tim BPLS bekerja sama dengan pakar lingkungan dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Sistem kerja alat itu, memang belum pernah ada dan baru akan diujicobakan. Setelah melalui beberapa proses penelitian dan diperoleh gambaran manfaat dari alat sensor sonar ini, maka BPLS akan mencoba kemampuan alat ini. Dia menuturkan, bola beton dan relief well (pengeboran miring) sudah dilakukan, tapi masih belum berhasil mengatasi semburan lumpur. Untuk itu, BPLS akan mencoba metode lain, yakni menceburkan alat sonar. "Mengenai rencana pembuatan cerobong bertingkat hingga saat ini tidak bisa dilakukan, karena belum ada informasi awal mengenai bawah permukaan pusat semburan," paparnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007