Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa jangan sampai sejarah kelam kekejaman PKI terulang kembali di Indonesia.

Hal ini diungkapkan Presiden usai memimpin upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Kompleks Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Jakarta, Minggu.

Untuk itu, kata Jokowi, semua elemen bangsa harus memegang teguh Pancasila dan menjaga kesatuan serta tidak memberi ruang ideologi-ideologi yang bertentangan dengan dasar negara Indonesia.

"Jangan beri ruang ideologi-ideologi lain yang bertentangan dengan pancasila. Apalagi memberi ruang terhadap PKI," tegas Presiden.

Jokowi juga menegaskan bahwa posisi pemerintah sangat jelas, yakni memegang teguh TAP MPRS nomor 25 tahun 1966.

"Artinya komitmen kita, menurut saya, jelas karena di TAP MPRS nomor 25 tahun 1966 bahwa PKI itu dilarang. Jelas sekali. Tidak perlu diulang-ulang," katanya.

Dalam kesempatan ini, Presiden mengajak seluruh elemen bangsa dan memerintahkan TNI-Polri serta seluruh lembaga-lembaga pemerintah untuk bersama-sama bersinergi membangun bangsa,;membuat rakyat tenang dan tentram serta bersatu padu menghadapi persaingan global.

Dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Presiden Jokowi menjadi inspektur upacara yang dilaksanakan di Kompleks Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Jakarta, Sabtu.

Upacara peringatkan Hari Kebangkitan Pancasila ini dimulai pada pukul 08.00 WIB.

Selain Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mendampingi Jokowi, hadir sejumlah pejabat negara diantaranya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Pandjaitan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Sedangkan jajaran TNI-Polri lengkap hadir Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, KASAD Jenderal TNI Muljono, KASAL Laksamana TNI Ade Supandi, KASAU Marsekal TNI Hadi Tjakjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017